Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Piknik Karyawan Pabrik Konveksi Berakhir Duka di Tebing Bukit Bego Bantul
7 Februari 2022 8:29 WIB
·
waktu baca 6 menit
ADVERTISEMENT
Minggu 6 Februari 2022, seharusnya menjadi hari penuh suka cita bagi puluhan karyawan sebuah pabrik konveksi asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Piknik bertajuk Family gathering yang mengikut sertakan anggota keluarga atau kerabat ini tak disangka justru berakhir duka.
Salah satu bus yang ditumpangi 47 karyawan dan keluarga karyawan menabrak tebing di kawasan Bukit Bego, Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. 13 orang tewas dalam kecelakaan tersebut, termasuk sang sopir.
Tujuan piknik ini sebenarnya tak terlampau jauh yakni di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY. Provinsi sebelah Jateng itu bisa dijangkau dengan waktu sekitar 3 jam perjalanan saja.
Pukul 07.00 WIB, dua bus, dan tiga mobil melaju dari Sukoharjo. Semua berlangsung lancar. Rombongan tiba di Tebing Breksi di Prambanan, Kabupaten Sleman dengan selamat. Tempat ini merupakan satu dari sederet destinasi yang telah dijadwalkan untuk dikunjungi.
Puas menikmati wisata di Kabupaten Sleman. Rombongan melanjutkan perjalanan ke arah Bantul. Sebelum menuju ke destinasi akhir, yaitu Pantai Parangtritis, mereka singgah untuk menikmati hutan pinus di daerah perbukitan di Dlingo, Bantul.
ADVERTISEMENT
"Dari Tebing Breksi mampir Becici (hutan pinus di Dlingo) dulu, Terus mau ke Parangtritis," kata Reza salah seseorang rombongan, dia kebetulan menumpang mobil bukan bus, Minggu (6/2).
Dari Dlingo menuju Pantai Parangtritis akan lebih dekat jika melewati rute Jalan Imogiri-Dlingo. Jalan ini memangkas jarak jika dibanding harus memutar melewati Jalan Wonosari.
Jalan Imogiri-Dlingo selama ini menjadi jalur alternatif warga menuju atau dari Gunungkidul-Bantul. Terutama Bantul bagian selatan. Jalannya berkelok. Naik turun, khas perbukitan.
Di Dlingo inilah peristiwa nahas ini dimulai. Bus tiba-tiba tak kuat saat menanjak menuju kawasan Bukit Bego. Penumpang diminta turun oleh sopir. Bus pun melaju ke atas. Sesampai di atas, penumpang diminta kembali masuk oleh sopir. Kali ini tak ada tanjakan lagi.
Namun, bukan tanjakan yang jadi momok menakutkan. Jalan menurun nan berkelok menjadi petaka. Tiba-tiba bus oleng dan tak bisa dikendalikan. Reza yang menumpang mobil persis di belakang bus, khawatir.
ADVERTISEMENT
Dia melihat lampu rem bus menyala. Namun yang mengherankan laju bus tetap tak terkendali. Dan "duar" bus menabrak tebing.
"Pas turunan itu saya melihat itu bus kaya nggak ngerem banter (kencang) kaya los. Ditikungan itu nenggel (nabrak tebing) bukit yang tadi," katanya.
"Saya melihat dari belakang lampu rem nyala tapi posisinya bus jalan terus," ucapnya.
Soal olengnya bus ini dibenarkan saksi lainnya bernama Muhammad Elko Pasha. Saat itu dia tengah mengantar istri ke Wonosari, Gunungkidul. Dia berpapasan dengan bus berkelir hijau tersebut. Kecepatannya mungkin mencapai 80 kilometer perjam.
"Bus ijo kecepatan rata-rata lebih 80 km per jam," katanya.
Dia merasa ada yang salah ketika bus melaju tanpa ada suara erangan enggine brake. Meski dia sempat mendengar suara "ces" khas rem bus. Celakanya lagi, di depan bus itu ada kendaraan lain. Sopir berusaha menghindar, kendaraan di depan memang tidak tertabrak, tetapi bus harus menabrak tebing.
ADVERTISEMENT
"Banting ke kanan lalu banting ke kiri. Bagian belakang terangkat [dan menabrak tebing]," katanya.
Bus menabrak tebing yang berada di kanan jalan setelah bus terpontang-panting. Guncangan di dalam bus membuat penumpang terlempar keluar. Dia mengaku melihat ada dua orang yang sempat terlempar.
"Penumpang ada yang terlempar keluar. Dua orang yang saya lihat," katanya.
Kasus Terus Diselidiki
Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan bahwa sopir bus atas nama Ferianto (38) meninggal dunia saat dibawa ke PKU Muhammadiyah Bantul. Total ada 13 orang yang meninggal termasuk Ferianto ini.
"Ya benar (sopor meninggal saat tiba) di PKU Muhammadiyah Bantul. Sopir tadi di TKP beliau masih hidup tapi dalam perjalanan meninggal," kata Ihsan di Polres Bantul, Minggu (6/2).
ADVERTISEMENT
Sebagian besar korban baik meninggal dunia maupun luka adalah luka di bagian kepala. Bahkan ada 4 orang yang meninggal dunia di TKP.
"Ya di awal [meninggal di tempat] 4. Kemudian dalam perjalanan termasuk di rumah sakit akhirnya berkembang menjadi 13 [total semua yang meninggal dunia]," katanya.
"Di video itu banyak yang beredar terutama luka di kepala. Karena mungkin menghantam tebing yang ada di utara. Menghantam tebing sambil mobilnya jalan terserempet itu," katanya.
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk penumpang di samping sopir. Dari hasil penyelidikan diketahui sopir sempat panik. Sopir tampak berusaha memaksimalkan engine brake dengan menurunkan gigi. Ini menjadi indikasi bahwa rem bus blong.
"Keterangan saksi di lapangan termasuk yang melihat termasuk yang di dalam kendaraan berada di sebelah sopir nih dia cerita melihat sendiri. Bagaimana sopir itu panik karena remnya tidak berfungsi sehingga dia memainkan engine brake," katanya.
ADVERTISEMENT
"Persneling dia [sopir] mainkan gigi 1-2 supaya laju kendaraannya mungkin bisa dikurangi. Tapi namanya turunan tidak bisa dikendalikan nabrak tebing," katanya.
Apakah rem blong jadi biang keladi, Ihsan mengaku akan terus melakukan penyelidikan. Dia memastikan penyelidikan tetap dilanjutkan. Hal itu untuk mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab atas peristiwa ini apakah sopir, atau juga pemilik maupun PO bus.
"Kita akan memeriksa walaupun sekarang sopir sudah meninggal. Tetap akan kami periksa karena kendaraan ini kan tidak hanya sopir ada pemiliknya, ada PO dan sebagainya. Apakah mereka sudah menjalankan kewajiban-kewajibannya. Seperti itu," katanya.
Korlantas Turun Tangan
ADVERTISEMENT
Wadirlantas Polda DIY AKBP Hendra Gunawan mengatakan bahwa Korlantas Polri juga akan turut menyelidiki kecelakaan ini. Turunnya pusat ini, tak lain untuk mengetahui dengan pasti penyebab kecelakaan.
ADVERTISEMENT
"Korlantas polri akan hadir inspeksi terkait terjadinya laka lantas ini. Kepastian kenapa terjadinya kecelakaan tersebut," kata Hendra di Polres Bantul, Minggu (6/2)
Sejauh ini Ditlantas Polda DIY juga telah membantu Polres Bantul dalam olah TKP dan penyelidikan. Pihaknya juga akan menurunkan traffic accident analysis.
"Supaya membuktikan secara scientific nanti terkait masalah proses kecelakaan," katanya.
Keterangan Rumah Sakit
Para korban yang meninggal dunia ini tersebar di tiga rumah sakit. Sebanyak 7 orang meninggal dunia di RSUD Panembahan Senopati Bantul, 5 korban meninggal di PKU Muhammadiyah Bantul, dan 1 korban meninggal di RS Nur Hidayah.
Wahyu Priyono Manajer Humas PKU Muhammadiyah Bantul membenarkan bahwa sopir meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Data yang kami kumpulkan sopir bus meninggal sebelum tindakan medis di RS PKU Muhammadiyah Bantul," kata Wahyu.
Dia menjelaskan PKU Muhammadiyah Bantul merawat total 16 korban saat peristiwa itu, di mana 5 di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kami masih merawat 10 korban dengan kondisi cedera kepala ringan sampai berat. 1 pasien rawat jalan atau pulang karena kondisinya tidak perlu rawat inap," pungkasnya.
Sementara itu, Siti Rahayuningsih Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul mengatakan bahwa pihaknya merawat 20 korban. Termasuk 7 korban yang meninggal dunia.
"Untuk kejadian siang sore sampai saat ini kami menerima 20 korban dengan rincian luka ringan 7 orang, luka sedang 2, berat 4, dan MD 7 orang," katanya.
"Korban luka ringan saat ini menjalani perawatan rawat jalan jadi malam ini diperbolehkan pulang karena luka lecet. Yang luka sedang tetap menjalani perawatan di rumah sakit. Kemudian luka berat perawatan di RS dan akan dipindahkan ke rawat intensif karena cidera kepala berat. Sekarang proses rujukan karena ada yang mungkin tidak di RSUD, ruang rawatnya kurang," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di RS Nur Hidayah, selain ada 1 korban meninggal dunia, ada 8 korban luka yang menjalani perawatan di sana.