Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pilot Limbong Kenang Penerbangan Terakhir dengan Kopilot JT-610
2 November 2018 9:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Tragedi kecelakaan Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Ujung Karawang, Jawa Barat, masih menyisakan duka yang mendalam. Duka tak hanya dirasakan oleh keluarga korban, tetapi juga kerabat dekat mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah pilot senior Lion Air, Captain Edward F. Limbong. Melalui vlog dalam akun YouTube-nya, Limbong kerap membagian momen kesehariannya membawa pesawat, termasuk pengalaman terbang terakhir bersama ko-pilot Lion Air JT-610 Harvino.
Sesaat setelah insiden jatuhnya pesawat, Limbong mengunggah sebuah video berjudul 'FLY AWAY WITH SFO HARVINO' yang berisi perjalanan terakhirnya bersama Harvino menuju Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Pada bagian awal video, Limbong menggambarkan sosok Hervino sebagai pribadi yang saleh. Ia lalu mengungkapkan pada saat hari kecelakaan, Senin (29/10), Harvino dijadwalkan membawa pesawat Lion Air JT-812 menuju Malang, dan bukan pesawat JT-610 menuju Pangkal Pinang.
"Good morning, selamat pagi. Pagi ini kita akan terbang ke Malang sama mas Hervino," kata Limbong sambil menepuk pundak Harvino, dalam video yang direkamnya dari dalam kokpit.
ADVERTISEMENT
"Oke, siap menuju Malang," balas Harvino sambil tersenyum.
"Pagi yang cerah, cuacanya yang cerah juga," lanjut Limbong.
Setelah itu, video memperlihatkan persiapan mereka sebelum lepas landas hingga sampai ke Bandara Abdul Rachman Saleh.
Video momen perjalanan Limbong dan Harvino menuju Malang sebelumnya sudah pernah diunggah pada 31 Maret 2018. Akan tetapi, Limbong kembali membagikan momen tersebut beberapa jam setelah insiden pesawat jatuh sebagai kenangan perjalanan mereka bersama.
Adik Harvino, Vini Wulandari, juga membenarkan kakaknya seharusnya terbang menuju Malang dan bukan jadi ko-pilot JT-610.
"Karena pilot yang harusnya terbang itu enggak punya lisensi pesawat itu, makanya jadi harus digantikan oleh Vino. Harusnya Vino kemarin pagi itu ke Malang, bukan ke Pangkal Pinang," ungkap Vini di kediaman Vino di Perumahan Green Park 2, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (30/10).
ADVERTISEMENT
Harvino juga seharusnya tidak bisa mengemban tugas sebagai ko-pilot hari itu. Sebab, ia tengah menjalani masa penyembuhan karena giginya berlubang.
"Iya, dia kan di giginya berlubang, kan pilot enggak boleh terbang kalau giginya bolong. Dia kan menjalani masa penyembuhan, nah masa penyembuhanya itu mungkin sudah selesai, makanya dia mungkin diperbolehkan terbang," jelasnya.
Ko-pilot Harvino harus meninggalkan istri dan tiga anak-anaknya yang masih kecil. Selain itu, Vino juga diketahui memiliki 10 anak yatim yang ia asuh.