Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pengadilan Tinggi Denpasar pada Kamis (12/12) ini terasa berbeda. Ruang aula tampak rapi dengan berbagai persiapannya.
ADVERTISEMENT
Bukan karena akan ada hakim yang disambut atau dilantik. Sebaliknya, hari ini PT Denpasar melepas salah satu hakimnya, Nawawi Pomolango.
Acara pelepasan sebagai penghargaan bagi Nawawi yang akan dilantik sebagai pimpinan KPK pada 21 Desember. Nawawi merupakan salah satu dari 5 pimpinan KPK periode 2019-2023 yang dipilih DPR pada September lalu.
Acara perpisahan dihadiri Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar, Ida Bagus Djagra, dan beberapa pejabat pengadilan di Bali.
Dalam acara perpisahan itu, Nawawi mengenang masa pertamanya bertugas sebagai hakim di Pengadilan Negeri Soasio, Tidore, Maluku Utara, 27 tahun silam.
“Saya pernah ditempatkan di (PN) Soasio, Pulau Tidore. Tempat pertama kali saya menjadi hakim, gaji saya masih pas-pasan, membawa keluarga di daerah yang betul sepi,” kata Nawawi di aula PT Denpasar, Kamis (12/12).
Namun, berada di daerah yang jauh dari hiruk pikuk ibu kota justru membuatnya betah. Rasa kekeluargaan, kata Nawawi, sungguh terasa di sana.
ADVERTISEMENT
“Dengan masyarakat yang pegawai pengadilan di daerah kecil malah semangat kekeluargaan lebih terasa. Itu dulu di tahun 1992,” kata dia.
Setelah 14 kali berpindah-pindah tempat dinas di lingkup PN, Nawawi 2 tahun lalu mendapat promosi sebagai hakim tinggi di PT Denpasar.
Saat berada di PT Denpasar, Nawawi merasa kenangan di Tidore muncul kembali. Ada rasa kekerabatan dan kekeluargaan di PT Denpasar.
“Saya ditempatkan di sini (PT Denpasar) suatu penghargaan bagi saya. Tempatnya memberi suasana kekeluargaan yang sangat teguh. Mungkin suatu berkah ketika mau meninggalkan Mahkamah Agung malah ditaruh di Bali,” kata Nawawi.
“Hampir dua tahun, waktu yang cukup lama dan rasanya pelosok Bali sudah saya jelajahi. Dan sangat menyenangkan mendapatkan tugas di Bali, serasa berwisata tanpa batas waktu,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya bagaimana rasanya akan meninggalkan profesi yang dijabatnya hampir 30 tahun untuk menjadi pimpinan KPK, Nawawi terlihat menahan air mata.
“Rasanya seperti orang yang meninggalkan sesuatu yang sangat berharga dalam perjalanan hidup. Pekerjaan sudah menyatu dengan diri selama ini dan pekerjaan ini sudah membentuk diri saya. Misalnya saya mau melakukan sesuatu, saya berpikir, saya kan hakim. Ini suatu profesi yang telah melindungi diri, membentuk karakter dan saya coba saya lepas,” tutup Nawawi yang segera mengajukan surat pengunduran diri ke MA.