Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PKB Ingatkan Ridwan Kamil soal 'Maneh': Harus Santun dan Terbuka dengan Kritik
16 Maret 2023 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuai sorotan setelah berpolemik dengan seorang guru yang mengkritiknya dengan panggilan maneh (sunda: kamu), yang dianggap bahasa tidak sopan kepada seorang gubernur.
ADVERTISEMENT
Namun, RK --sapaannya, membalas dengan panggilan yang sama 'maneh'. Buntut, masalah itu, guru SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, itu dipecat dari sekolah.
PKB, sebagai salah satu pengusung Ridwan Kamil di Jawa Barat, menyampaikan kekecewaan dengan cara berkomunikasi RK di media sosial.
"Ini pelajaran buat masyarakat Jabar yang santun, berarti RK dari mulai sikap politik dan tutur kalimat tidak santun. Biar semua masyarakat jangan terjebak dengan cangkang pencitraannya. RK harus terbuka dikritik," ucap Ketua DPP PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, kepada wartawan, Kamis (16/3).
Ketua Fraksi PKB di DPR RI itu mengingatkan RK diusung jadi gubernur oleh partai yang susah payah berjuang memenangkannya di Pilgub Jabar, yaitu PKB, NasDem dan PPP. Karena itu, jaga kepercayaan parpol.
ADVERTISEMENT
Cucun lalu mengungkit polemik pernyataan RK soal dana hibah sebesar Rp 1 triliun dari Pemprov Jabar kepada Nahdlatul Ulama (NU) beserta elemen-elemennya yang disebut sebagai fitnah.
"Setelah berhasil kacang lupa kulitnya, bahkan membuat statement yang menyakiti kiai NU ketika acara mukerwil dengan memfitnah bantuan hibah Rp 1 triliun," tutur Anggota Komisi III DPR itu.
"Lebih baik fokus kerja buat prestasi melayani publik terutama infrastruktur yang hancur seperti jalan, rumah sakit, juga sekolah yang menjadi kewenangan provinsi," pungkasnya.
Sebelumnya, setelah ramai postingan pengguna medsos dengan akun sabilfadhilah, Ridwan Kamil menepis antikritik. Dia juga menyebut sudah meminta sekolah tidak perlu memecat guru yang berkomentar 'maneh'.
Berikut 4 poin klarifikasi Ridwan Kamil:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT