PKS Kritik Terowongan Istiqlal-Katedral: Toleransi Bukan soal Fisik

7 Februari 2020 14:08 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Foto: Fanny Kusumawardhani/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Foto: Fanny Kusumawardhani/Kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi saat meninjau revitalisasi Masjid Istiqlal menyebut akan ada terowongan yang menghubungkan masjid tersebut dengan Gereja Katedral. Dia mengaku sudah menyetujui rencana pembangunan terowongan ini.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengkritik rencana itu. Menurut Mardani, toleransi tak mesti dimaknai dengan pembangunan fisik.
"Toleransi lebih merupakan pengalaman batin, bukan fisik," kata Mardani saat dimintai tanggapan, kepada kumparan, Jumat (7/2).
Apalagi, menurut Mardani, selama ini telah terjalin hubungan baik di antara umat yang beribadah di Masjid Istiqlal dan di Gereja Katedral. Selain itu, PKS menilai, pembangunan terowongan hanya akan menghabiskan anggaran.
Diketahui, biaya revitalisasi Masjid Istiqlal mencapai Rp 475 miliar.
"Terowongan, cost-nya (biaya) besar. Dan manfaatnya perlu dikaji. Selama ini sudah ada toleransi yang baik. Jika acara di Istiqlal penuh, maka parkiran Katedral bisa dipakai. Begitu pun sebaliknya," kata Mardani.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. Foto: Dok. PKS
Dana pembangunan terowongan itu, menurut Mardani, sebaiknya digunakan untuk keperluan yang lebih penting.
ADVERTISEMENT
"Pendapat saya, dananya bisa dialokasikan pada yang lebih perlu. Untuk iuran BPJS atau menjaga orang miskin dan anak telantar," kata Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR itu.
Lebih lanjut, PKS menilai, jika tujuannya membantu warga menyeberang jalan, pembangunan jembatan penyeberangan lebih efektif. Sebab, dari segi biaya juga lebih murah.
"Ini juga bagus (Koridor Jembatan). Kita perlu mempertanggungjawabkan sekecil apa pun anggaran atau spending kita," tandasnya.