PM Ethiopia Sebut Operasi Militer di Tigray Telah Usai
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini merupakan perkembangan besar dalam perang selama tiga minggu tersebut.
"Saya senang berbagi bahwa kami telah menyelesaikan dan menghentikan operasi militer di wilayah Tigray," kata PM Abiy di akun Twitternya, seperti dikutip dari Reuters.
Ribuan orang dilaporkan meninggal dunia dalam perang ini dan hampir 44 ribu orang telah melarikan diri ke negara tetangga Sudan.
Namun pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), yang pasukannya memerangi pasukan Ethiopia mengatakan kelompok itu tidak menyerah.
"Kebrutalan mereka hanya dapat menambah tekad kami untuk melawan mereka sampai akhir," kata pemimpin TPLF Debretsion Gebremichael kepada Reuters dalam pesan teks.
Ditanya oleh Reuters apakah itu berarti pasukannya akan terus bertempur, dia menjawab: “Tentu. Ini tentang mempertahankan hak kita untuk menentukan nasib sendiri," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun belum ada tanggapan dari pemerintah terkait hal ini.
Sebelumnya pihak berwenang mengatakan bahwa pasukan pemerintah berada dalam tahap akhir serangan dan akan berhati-hati untuk melindungi warga sipil di Mekelle yang memiliki populasi 500 ribu orang.
Sejak 4 November serangan militer diluncurkan di Tigray. Operasi militer dipicu dugaan penyerangan TPLF ke markas tentara Ethiopia. PM Abiy menuding tindakan TPLF ditujukan untuk membuat pemerintahannya tidak stabil.
Tiga pekan operasi militer, pemerintah Ethiopia mengeklaim telah membunuh lebih 10 ribu tentara Tigray.
Memburuknya kondisi Tigray mengundang perhatian dunia. PBB menyebut, akibat operasi militer krisis kemanusiaan terjadi di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika.
Tigray merupakan salah satu region di Ethiopia. Tigray terletak di daerah paling utara, berbatasan dengan Sudan dan Eritria. Suku Tigray adalah penduduk mayoritas di region ini.
ADVERTISEMENT