PMI di Hong Kong Diajak Disiplin Kelola Keuangan dan Cari Cuan dari Ngonten

8 September 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Dubes RI untuk Mesir,Aji Surya saat kumparan Academy: 'Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong' sukses digelar di Conference Hall 04-07 Hong Kong Science and Technology Park, Minggu (8/9/2024). Foto: Rizky Lutfiansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Dubes RI untuk Mesir,Aji Surya saat kumparan Academy: 'Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong' sukses digelar di Conference Hall 04-07 Hong Kong Science and Technology Park, Minggu (8/9/2024). Foto: Rizky Lutfiansyah/kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak persoalan yang dirasakan pekerja migran Indonesia (PMI) saat bekerja di luar negeri. Salah satunya adalah cara mengelola keuangan yang baik.
PMI memang merupakan pahlawan devisa karena besarnya jumlah remitan yang dikirimkan ke Indonesia. Namun di balik itu, masih banyak PMI yang belum memahami literasi keuangan yang baik, meski bergaji sangat besar.
Seperti yang dirasakan mayoritas tenaga kerja wanita (TKW) di Hong Kong. Mereka yang bergaji di atas Rp 10 juta per bulan ternyata merasa gaji tersebut masih kurang karena pengeluaran yang banyak.
Biasanya gaji tesebut dikirim ke keluarga di Indonesia, penunjang gaya hidup di luar negeri, bahkan dipinjamkan ke sesama PMI. Alhasil, masih banyak PMI yang tak bisa menyisihkan gaji mereka setiap bulannya.
Sejumlah pekerja migran Indonesia berkumpul di dekat Victoria Park di Hong Kong. Foto: Mohd Rasfan / AFP
Yasri, salah seorang PMI, mengaku harus berusasah payah menabung Rp 5 juta dari total gaji Rp 10 juta per bulan agar memiliki pegangan di masa mendatang. Ia tak menampik setengah gajinya memang dikirim ke keluarga di Bojonegoro, namun dengan biaya hidup yang besar di Hong Kong, sebisa mungkin ia tetap harus menabung.
"Gaji Rp 10 juta, Rp 5 jt dijaga rapat-rapat. Nabung di BRI Rp 5 juta, Rp 5 juta untuk anak, suami, orang tua. Total sudah 6 tahun saya di sini, ya alhamdulillah sudah tercukupi, meski harus berhemat-hemat," jelas Yasri saat sharing session kumparan Academy bersama mantan Wadubes RI untuk Mesir, Aji Surya, di Conference Hall 04-07 Hong Kong Science and Technology Park, Minggu (8/9).
Aji Surya pun mengingatkan para PMI untuk disiplin mengelola keuangan yang baik, misalnya dengan cara menabung atau membeli obligasi.
"Teman-teman (PMI) apakah sadar, teman-teman tidak akan selamanya di sini kan? Anda semua harus disiplin," jelas Aji kepada 206 orang PMI Hong Kong yang menjadi peserta kumparan Academy: 'Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong', event kerja sama kumparan dengan KJRI Hong Kong yang disponsori oleh BRI.
kumparan Academy: 'Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong' sukses digelar di Conference Hall 04-07 Hong Kong Science and Technology Park, Minggu (8/9/2024). Foto: Rizky Lutfiansyah/kumparan
Hal ini, kata Aji, perlu dipahami para PMI. Sebab, menurut dia, kondisi ekonomi di Indonesia berbeda jauh dengan Hong Kong, mulai dari UMP di Indonesia yang rendah hingga sulitnya mencari pekerjaan.
"Ketika semua menghabiskan uang untuk senang-senang, dipinjamkan ke teman-teman yang enggak amanah, ketika pulang ke Indonesia sulit mencari kerja, makanya kesempatan (bekerja) di sini harus disyukuri, harus nabung," terang Aji.
Aji juga mengajak para PMI untuk mengkategorikan pengeluaran sesuai kebutuhan, mulai dari primer, sekunder, dan tersier. Bahkan, Aji menyarankan kebutuhan tersier, kebutuhan gaya hidup, jangan dijadikan patokan, yang terpenting adalah menabung.
"Mau menabung sebanyak mungkin, menabunglah di bank, kalau mau ya bisa di BRI, saya ingatkan (menabung) Rp 5 juta x 12 bulan, setahun bisa Rp 60 juta, kalau 10 tahun Rp 600 juta," jelas Aji.

Peluang Cari Cuan dari Ngonten

Ilustrasi Instagram. Foto: Shutterstock
Terkait sikap disiplin PMI dalam mengelola keuangan yang baik, kata Aji, bisa dijadikan konten tips yang menarik di medsos, karena bisa bermanfaat bagi sesama PMI.
"Manajemen keuangan sangat bagus jadi konten digital karena semua orang punya concern yang sama. Audiensnya kan banyak sekali, enggak cuma di sini tapi ada PMI di Malaysia hingga Saudi," jelas Aji.
Bahkan, kata Aji, membuat konten digital berpeluang menambah pendapatan. "Ketika memakai media digital untuk menambah uang, misalnya bisa mulai dari hal sepele yang dilakukan kita, tapi bisa jadi hal unik bagi orang lain," imbuhnya,
Yang jelas kata dia, kunci utamanya adalah konsisten, karena bisa menjadi karakter dan ciri khas untuk dikenal luas.
"Membuat konten yang penting itu konsisten pada satu hal, misal ojol yang ngomong soal ojol, membuat kacang ya kacang aja. Jadi karakter dan ahlinya di situ, jangan ganti-ganti," pungkas Aji.