Polairud Ungkap Perairan Indonesia Timur Rawan Destructive Fishing: NTB-Sultra

25 April 2025 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal yang diduga telah melakukan aksi ilegal fishing di perairan Indonesia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal yang diduga telah melakukan aksi ilegal fishing di perairan Indonesia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Polair Korpolairud Baharkam Polri, Brigjen Pol Idil Tabransyah mengungkapkan bahwa wilayah perairan Indonesia bagian tengah dan timur menjadi daerah yang paling rawan terhadap praktik destructive fishing atau penangkapan ikan dengan cara merusak.
ADVERTISEMENT
Salah satu fokus utama Polairud saat ini tak hanya menangkap pelaku di laut, tapi juga menelusuri rantai pasok bahan peledak seperti detonator.
“Sebelum kami melaksanakan kegiatan ini, kami sudah melaksanakan mapping dan profiling. Di mana ada beberapa perairan di Indonesia yang kami anggap itu rawan dan tingkat pelanggaran destructive fishing-nya cukup tinggi. Sehingga kami membagi, menentukan ada 6 prioritas,” kata Idil dalam konferensi pers di Mako Polairud, Jakarta Utara, Jumat (25/4).
“Itu terjadi ada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Seperti NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulteng, dan Sultra,” ungkapnya.
Dirpolair Korps Polairud Baharkam Polri Brigjen Pol. Idil Syah menyampaikan paparannya saat Konferensi Pers Hasil Penegakan Hukum Pidana Destructive Fishing di Mako Korpolairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Menurut Idil, enam wilayah prioritas termasuk Jawa Timur menjadi fokus utama operasi Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) Destructive Fishing 2025, karena sering terjadi pelanggaran serius yang merusak ekosistem laut dan menimbulkan kerugian negara.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di laut, Polairud juga memperluas pengusutan ke darat dengan menelusuri jaringan pemasok bahan peledak. Salah satu hasilnya adalah penangkapan seorang pemasok detonator di Nusa Tenggara Barat.
“Tiga hari yang lalu kalau tidak salah di NTB ya, kita berhasil menangkap satu orang pelaku pemasok detonator. Pemasok detonator dengan jumlah barang bukti detonator yang dia bawa itu kurang lebih 100 buah detonator,” ungkapnya.
Konferensi Pers Hasil Gakkum Satgas Tinda Pidana Destructive Fishing 2025 oleh Korpolairud Baharkam Polri di Mako Polairud, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Hingga saat ini, Polairud belum menemukan keterlibatan warga negara asing dalam kasus-kasus destructive fishing. Namun, mereka tetap meningkatkan kewaspadaan.
“Sejauh ini kami belum menemukan dan mendapatkan pelaku destructive Fishing ini dari warga negara asing. Jadi masih pribumi seperti itu. Namun demikian kami tetap juga terus akan meningkatkan fokus, meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya
ADVERTISEMENT
Setelah pelaksanaan KRYD, Polairud berencana untuk memperkuat kegiatan pre-emptive dan preventif, termasuk edukasi kepada masyarakat dan koordinasi lintas kementerian dan lembaga.
“Tentu kami selanjutnya berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dan termasuk juga dengan tokoh masyarakat setempat, kami memberikan edukasi dan sosialisasi,” tutup Idil.