Irwansyah sutradara film porno

Polda Metro Jaya: Pemilik Rumah Produksi Buat Film Porno karena Tergiur Profit

18 September 2023 13:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar produksi film porno yang dibuat oleh rumah produksi Kelas Bintang di Jakarta Selatan. Layaknya film profesional pada umumnya, karya syur tersebut memiliki sutradara, kameramen, editor, sampai pemain. Bahkan distribusi filmnya dibuat ala-ala aplikasi streaming berbayar.
Namun setelah setahun, rumah produksi tersebut harus menghentikan aktivitasnya. Produksi filmnya yang berbau pornografi terendus Polda Metro Jaya melalui patroli siber pada 17 Juli 2023.
Polisi kemudian menangkap 5 orang pada akhir Juli dan awal Agustus, serta menetapkannya sebagai tersangka. Mereka terdiri dari pemilik sekaligus sutradara (Irwansyah); kameramen (JAAS); editor (AIS); sound engineer (AT); serta sekretaris sekaligus talent (SE).
Lantas, mengapa para tersangka nekat membuat film porno padahal jelas-jelas dilarang? siapa pemodalnya? dan berapa biaya produksi per film? simak wawancara kumparan dengan Kasubdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kompol Ardian Satrio Utomo, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/9).
Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Kompol Ardian Satrio Utomo di ruangannya di Mapolda Metro, Selasa (12/9). Foto: Dok. Istimewa

Bagaimana awal mula Polda Metro Jaya mengetahui ada pembuatan film porno tersebut?

Awal mulanya kami ungkap dari patroli siber, terus kami identifikasi ada beberapa web yang memang kami curigai kok mengunggah konten pornografi dan dijual. Setelah penyelidikan, kami melakukan profiling dan menemukan siapa pemilik web tersebut. Akhirnya muncul [nama] I sutradara dan JAAS kameramen, mereka yang pertama kami amankan di lokasi studio di Pasar Minggu yang dijadikan tempat tinggal. Lalu kami kembangkan lagi dan menangkap AIS, AT, dan SE.

Berapa film yang sudah diproduksi?

Total 120 [film] yang sudah beredar dan masih kami dalami lagi, karena [ada] bukti yang masih kami lakukan digital forensik, bisa jadi [total jumlah film yang diproduksi] nambah.

Sejak kapan mereka memproduksi film tersebut?

Mereka sudah beroperasi dari awal 2022 di beberapa tempat. Semuanya sebagai tempat syuting, tapi mayoritas syuting di Pasar Minggu karena lebih luas tempatnya. Terus ada studio di Jagakarsa digunakan sebagai tempat editing.
Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, menyebut ada 3 lokasi yang dijadikan produksi film:
Studio 1 (Studio KBB) di Jalan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Studio 2 (Karya Bintang Studio) di Jalan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Studio 3 di Jalan Jati Raya, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Penampakan salah satu studio tempat syuting film porno rumah produksi Jaksel. Namanya Karya Bintang Studio yang beralamat di Jalan Raya Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jaksel, Selasa (12/9/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Bagaimana cara mereka merekrut model-model dewasa jadi pemain film?

Diajak [main film] dengan DM (direct message) melalui Instagram. I mengajak juga melalui WhatsApp menawarkan, karena dia memang background bekerja dulu sebagai YouTuber, content creator, dan berkecimpung di dunia artis-artis.

Bagaimana sistem kontrak para pemain dan berapa bayarannya?

[Dikontrak] sistem putus per film, per project, bukan long term. [Bayarannya] macam-macam, ada yang Rp 10 juta - Rp 15 juta per talent.
Berbeda dengan pemeran film yang dibayar minimal puluhan juta, dua kru rumah produksi, JAAS dan AIS mengaku dibayar di bawah Rp 4 juta per bulan. Kuasa hukum dua kru tersebut, Hika T.A. Putra, menyatakan kliennya merasa ditipu karena diajak untuk membuat film biasa, bukan porno.

Pemeran perempuan mayoritas selebgram, kalau yang laki-laki apa backgroundnya?

Masih kami dalami.

Apakah para pemain berpotensi menjadi tersangka dalam produksi film porno tersebut?

Nanti kami periksa dan lakukan mekanisme gelar perkara. Kalau gelar perkara ini [pemain] masuk, ya kami tingkatkan menjadi tersangka. Sementara ini statusnya sebagai saksi.
Polda Metro Jaya memanggil 16 pemeran pria dan wanita di film porno sebagai saksi pada Jumat (15/9), namun seluruhnya mangkir. Polisi kembali mengagendakan pemeriksaan para pemain film pada Selasa, 19 September.
Deretan film porno garapan Irwansyah. Foto: Dok. cinemakeren21

Berapa perputaran uang produksi film porno tersebut?

Ratusan juta. Dari pengakuan [para tersangka] setelah kami identifikasi setahun [pendapatan] Rp 500 juta. Sebagian dipakai membeli alat [syuting] yang profesional, tidak murah. Ada juga mobil dan motor yang kami amankan hasil dari perbuatan ini.

Seluruh uang masuk ke rekening Irwansyah?

Iya, semua ke sana. Di situ juga ada SE [sebagai] talent dan sekretaris, dia juga yang atur talent dan keuangan.

Jadi aktor intelektual sekaligus pemodal utama di kasus ini siapa?

I [sebagai] sutradara, producer, menguasai admin web, dia juga sebagai mengatur keuangan. Dia sebagai otaknya. menguasai web yang mengandung pornografi. Dia juga mengarahkan skenario cerita. mengatur keuangan, otaknya I.
Sementara itu kuasa hukum dua kru film porno, JAAS dan AIS menyatakan indikasi adanya aktor utama sebagai pemodal yang masih belum ditangkap polisi.
“Dari klien kami [berkata] seharusnya ada pihak-pihak yang memang sifatnya lebih kepada manajerial dan pendana. Jangan orang-orang kecil yang hanya bekerja sebagai bawahan, yang tidak menikmati hasil dari produksi website berbayar itu yang ditahan. Tapi otak-otak pelaku yang lain yang masih berkeliaran,” ujar pengacara JAAS dan AIS, Hika T.A. Putra, di Polda Metro Jaya, Jumat (15/9).
Irwansyah, sutradara rumah produksi film porno. Foto: Twitter

Berapa biaya produksi per film?

Macam-macam tergantung semisal followers [pemain wanita] banyak atau cukup terkenal [biayanya] gede. Jadi cost satu film masih kami dalami, karena kami harus periksa dari talent.

Apakah Irwansyah tahu risiko hukum membuat film porno dan mengapa dia begitu nekat?

Saya rasa dia tahu [risikonya], [nekat] karena tergiur profit.

Seperti apa profil Irwansyah sebelum membuat film porno?

Menurut keterangan yang sudah kami ambil, sebelumnya pada tahun 90-an dia bekerja sebagai tukang urut, lalu 2003 pernah jadi pemulung kertas sampai 2006. Akhirnya usaha jadi pengepul kertas pada 2009 [dipakai] masuk ke dunia entertaiment sampai 2016.
Kemudian 2016-2020 dia membuka agency sama kelas akting. Mulai 2016-2022 dia juga mulai sebagai YouTuber, nah pada 2022 sampai sekarang dia mulai web streaming [film porno], karena [sebelumnya pernah membuat film genre] horor dan komedi kurang laku.
Menurut kami, dari pengalaman saya 16 tahun jadi polisi, baru sekali ini ketemu rumah produksi seprofesional ini. Dari kecil jadi besar dan akhirnya bikin studio profesional.
Dari penelusuran kumparan, Irwansyah pernah menjadi produser film bergenre drama dan horor seperti AUTIS, Mutiara dalam Cangkang, dan Hantu Pohon Pisang.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten