Polda Metro Jaya Usut Laporan Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert Lumoindong

18 April 2024 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden ke 10 dan 12 sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla (JK) dan Pendeta Gilbert Lumoindong konferensi pers di kediaman JK, Jalan Brawijaya, Jakarta, Senin (15/4/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden ke 10 dan 12 sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla (JK) dan Pendeta Gilbert Lumoindong konferensi pers di kediaman JK, Jalan Brawijaya, Jakarta, Senin (15/4/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya mulai memeriksa laporan kasus dugaan penistaan agama pendeta Gilbert Lumoindong soal khotbahnya terkait zakat 2,5 persen.
ADVERTISEMENT
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya menyebut, laporan terhadap pendeta Gilbert itu dilayangkan oleh pengacara, Farhat Abbas
"Untuk masalah laporan yang kami terima kemarin di SPKT ada dilaporkan. Saat ini tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi saksi untuk dilakukan pendalaman," kata Wira kepada wartawan, Kamis (18/4).
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Selasa (6/2/2024). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Wira menyebut, penyidik belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap pendeta Gilbert. Permintaan keterangan dari sejumlah saksi masih perlu dilakukan.
"Untuk terlapor belum, untuk sementara kami harus melakukan pemeriksaan terhadap saksi saksi termasuk pendalaman barang bukti yang beredar di media maupun melakukan pengecekan terhadap tempat ibadah," ujar dia.
Video khotbah Gilbert Lumoindong ramai beredar di media sosial yang menyinggung soal kewajiban membayar zakat antara umat Islam yang 2,5%.
ADVERTISEMENT
Usai kehebohan itu, Gilbert kemudian berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia serta bertemu Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, untuk meminta maaf.
Saat bertemu Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert menjelaskan ia sama sekali tak bermaksud mengolok atau menghina umat Islam. Ia menyebut, video yang dipotong itulah yang menimbulkan persepsi publik bahwa ada penistaan terhadap agama Islam.
“Mungkin ada yang melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Lalu kemudian, mengedit-edit. Apa tujuannya, ya, buat saya setiap kita hanya Tuhan yang tahu. Tetapi yang pasti bahwa penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap,” jelas Pendeta Gilbert di kediaman JK, Jalan Brawijaya, Senin (15/4).
Gilbert bercerita, ia sudah dekat dengan Islam sejak kecil karena tinggal di dekat masjid. Bahkan saat masih di sekolah dasar, Pendeta Gilbert juga sempat belajar agama Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam ceramahnya yang dipotong itu, Pendeta Gilbert sebenarnya sedang menekankan soal cara ibadah umat Muslim sebagai bagian dari autokritik kepada umat Kristen. Salah satunya soal kewajiban umat Islam membayar zakat 2,5%.
“Jadi untuk itu sekali lagi saya minta maaf kegaduhan ini, tapi percayalah kebersamaan Indonesia selalu ada di hati saya dan di hati saya selalu ada persatuan karena dasar khotbahnya kalau didengar hari itu, itu justru tentang kasih, kasihlah sesamamu,” ungkapnya.