Polda Sulsel Dalami Hubungan Oknum Polisi Eksekutor Dishub dengan Teroris

19 April 2022 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dua oknum polisi eksekutor pembunuhan terhadap Najamuddin (32), anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar, disebut telah memperoleh senjata api dari jaringan teroris. Polda Sulsel akan segera mendalami kedekatan polisi dan teroris itu.
ADVERTISEMENT
Kedua oknum polisi ini masing-masing, SU dan CA. Mereka dibayar sebanyak Rp 85 juta oleh Kasatpol PP Makassar, Muh Iqbal Asnan, selaku dalang dalam pembunuhan sadis yang terjadi di Jalan Danau Tanjung Bunga, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/4) lalu.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana mengatakan, polisi masih menyelidiki kedekatan kedua oknum polisi, tersangka pembunuhan Najamuddin, yang membeli senjata api dari jaringan kelompok teroris Indonesia itu.
"Masih dikembangkan (hubungan) dengan itu (teroris)," kata Kombes Komang kepada kumparan, Selasa (19/4).
Dia menerangkan, penyidik saat ini tengah bekerja untuk menelusuri jaringan teroris tersebut yang menjual senjata api kepada oknum polisi pembunuh itu. Sebab, oknum polisi itu mengaku membeli senpi tersebut melaui penjualan online.
ADVERTISEMENT
"Dikembangkan itu. Dari mana dan internet mana. Siapa. Karena diantar saja (senpinya), begitu kan. Jadi, jaringan terorisnya masih dicek. Masih dikembangkan," ujar dia.
Sebelumnya itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budi Haryanto menegaskan, oknum polisi inisial SU, berperan eksekutor dalam kasus penembakan Najamuddin (32) anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar, Sulsel.
Senjata api itu, milik dari oknum anggota polisi itu. Tetapi, senjata jenis revolver itu, bukan organik. Melainkan hanya pabrikan.
"Senjata itu miliki tersangka SU. Tersangka ini, mendapatkan senjata api dengan cara membeli lewat online," kata Budi saat jumpa pers di Polrestabes Makassar, Senin (18/4) kemarin.
Budi sempat kaget dengan asal usul dari senjata api milik oknum polisi ini. Karena, setelah dilakukan penelusuran, ia menemukan adanya keterkaitan jaringan teroris di Indonesia. Tapi, Kapolrestabes tak menyebutkan siapa teroris tersebut.
ADVERTISEMENT
"Setelah kita telusuri (senjatanya), ternyata dari jaringan teroris," ungkapnya.