Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polemik Foto di Bungkus Rokok: Dadang atau Kemenkes yang Benar?
29 Juli 2018 13:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang pria bernama Dadang Mulya (42) mengaku sebagai pria di bungkus rokok bersama bayi. Namun Kementerian Kesehatan membantahnya, dengan alasan foto itu diambil dari situs Thailand. Namun, validkah situs itu? Mungkinkah Dadang benar dan Kemenkes serampangan mengambil foto?
ADVERTISEMENT
kumparan menemui Dadang pekan lalu di Kuningan, Jawa Barat. Pria berusia 42 tahun itu merasa dirugikan atas foto yang dicantumkan di sejumlah bungkus rokok. Tak ayal, Dadang sempat ingin menuntut hak royalti atas penggunaan foto yang diklaim tanpa seizinnya itu. Meski belakangan dia mengurungkan niat tersebut.
"Kita lihat (pertandingan) bola, tiba-tiba ada mobil berhenti, terus ada yang keluar, ada sekitar 10 menitan dia ngeliatin saya merokok, mungkin (dia) nunggu adegan yang pas dari saya, terus tiba-tiba dia ngambil (memfoto) saya, terus dia masuk mobil dan pergi. (Kejadiannya) tahun 2012," jelas Dadang saat ditemui kumparan di SMK Penerbangan Taufiq Mubarok di Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (25/7).
Ramai soal pengakuan Dadang yang mencuat sejak Selasa (22/7) rupanya sempat didengar Kementerian Kesehatan . Kepala Subdit Advokasi dan Kemitraan, Kementerian Kesehatan, Sakri Sab'atmaja justru membantah bahwa pria pada foto itu adalah Dadang. Dia menyebut foto itu diambil dari Tobacco Labelling Resource Centre Thailand.
ADVERTISEMENT
"Itu (ilustrasi bungkus rokok) dari 2005 ada bank datanya, coba saja cek di website-nya, bisa dilihat semua orang kok," kata Sakri.
Situs yang dimaksud Sakri adalah www.tobaccolabels.ca. Sebuah situs yang didirikan oleh David Hammond dari Fakultas Kesehatan Masyarakat University of Waterloo, Kanada. Sejumlah publikasi mengenai regulasi dan kemasan rokok dari berbagai negara di-update pada situs tersebut, salah satunya adalah Thailand.
Sayangnya, ada yang aneh dari situs tersebut. kumparan sedikitnya menemukan beberapa kejanggalan di dalamnya. Ini penjabarannya:
Benarkah itu Foto Orang Thailand?
Saat kumparan membuka situs itu dan mencari foto di direktori Thailand, rupanya betul apa yang dikatakan Sakri. Foto yang diakui Dadang sebagai miliknya itu terpampang dalam situs.
Situs Tobacco Label juga menerangkan bahwa foto pria yang tengah mengisap sebatang rokok dan menggendong anaknya itu diambil pada 2005. Hal ini terpaut sekitar tujuh tahun dari pengakuan Dadang yang merasa fotonya diambil pada 2012.
ADVERTISEMENT
Meski Kementerian Kesehatan mengklaim bahwa model itu hak ciptanya dimiliki Thailand, sejumlah foto lain yang juga berada di direktori Thailand pada situs itu jelas-jelas dimodeli oleh orang Indonesia.
Jika tak asing dengan gambar leher berlubang yang malang melintang pada sejumlah bungkus rokok, maka itu merupakan penampakan leher seorang pria bernama Edison Siahaan.
Media asal Qatar, Al Jazeera, pada 2017 pernah mewawancarai Edison. Dalam wawancara itu, Edison mengaku menderita penyakit kanker laring yang menyebabkan dia kesulitan untuk berbicara. Menurut penuturannya, dokter sengaja melubangi lehernya sebagai solusi mengobati Edison.
Anehnya, gambar leher berlubang yang dimiliki Edison terpampang pada direktori Thailand di situs tersebut. Dengan kata lain, situs itu mengklaim bahwa gambar leher berlubang milik Indonesia dianggap sebagai milik Thailand.
ADVERTISEMENT
Bicara soal kebijakan penerapan gambar seram di sejumlah bungkus rokok, Indonesia baru meneken aturan tersebut per 24 Juni 2014. Kala itu, ada empat gambar seram tentang dampak merokok yang membahayakan kesehatan. Salah dua dari empat foto itu adalah milik Edison Siahaan, satunya lagi foto yang diakui milik Dadang pada baru-baru ini.
Pada direktori Thailand yang ada dalam situs itu, foto leher berlubang milik Edison tertulis diambil pada 2006. Padahal, Indonesia baru mensosialisasikan gambar Edison pada 2014.
Tak hanya Edison, gambar seorang laki-laki yang tengah mengisap rokok disertai ilustrasi dua buah tengkorak dalam direktori Thailand pada situs itu juga tampaknya tak asing.
Pada 2014, sebuah iklan rokok Djarum 76 yang ditayangkan di sejumlah saluran televisi menggunakan model tersebut. Pria itu jelas bisa berbahasa Indonesia. Fakta yang paling terlihat, foto itu bukan diambil pada 2005.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan foto yang diduga mirip Dadang?
Saat diperhatikan secara seksama, wajah Dadang saat ini dengan foto yang ditampilkan di sejumlah bungkus rokok memang tampak memiliki kemiripan. kumparan mencatat ada sedikitnya tiga kemiripan di antara keduanya.
Pertama, kening. Lihat saja, Dadang memiliki permukaan kening yang tegas. Gambar di bungkus rokok dengan gamblang juga menunjukkan hal tersebut. Kedua, alis. Baik di foto maupun yang asli, alis keduanya memiliki guratan yang sama. Ketiga, mata. Ya, mata Dadang memiliki jarak yang sedikit menjorok ke dalam.
Dengan demikian, bisa disimpulkan sejauh ini, tahun dalam direktori situs tersebut jelas salah karena gambar-gambar itu baru diproduksi setelah 2005. Bukan tidak mungkin, foto lainnya pun salah.
ADVERTISEMENT
Kemenkes kemudian membuat klarifikasi lebih panjang soal ini di situs resminya. Menurut pihak Kemenkes, pemilihan gambar tersebut sudah melalui proses riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK-UI) pada April sampai dengan September 2007 lalu.
Riset tersebut menguji 16 gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok yang digunakan negara-negara dari sumber Asian Images Bank. Hasilnya, terpilih lima gambar yang menurut Kemenkes secara kebetulan memiliki hak cipta dari Thailand.
Pemilihan gambar tersebut sudah dilakukan sebelum adanya payung hukum terkait pemberian gambar di bungkus rokok. Baru pada awal 2010, pemerintah mulai menyusun draft RPP tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Beberapa tahun setelahnya, PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau disahkan.
ADVERTISEMENT
Barulah pada 15 Januari 2013, Kemenkes meminta izin penggunaan lima gambar yang sudah dipilih dari hasil riset PPK-UI untuk digunakan. Indonesia mendapat izin penggunaan kelima gambar tersebut untuk dipergunakan dalam peringatan kesehatan bergambar atau pictorial health warning (PHW) di Indonesia pada 6 Februari 2013. Namun pencantuman kesehatan berupa PHW pada kemasan rokok baru berlaku efektif mulai 24 Juni 2014.
Foto Dadang Ditarik
Pada awal Januari 2017, seorang lelaki bernama Suparman melalui kuasa hukumnya melayangkan surat permohonan klarifikasi karena menganggap salah satu gambar yang ada di bungkus rokok adalah dirinya.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kirana Pritasari, kemudian angkat bicara soal kasus ini. Menurutnya pengakuan dari Suparlan tidak benar. Sebab, hal itu tidak sesuai dengan segmen waktu dan fokus pada gambar yang menjadi klaim Suparlan.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak lama setelahnya, pada pertengahan 2017 Kemenkes mengubah Permenkes Nomor 28 Tahun 2013 menjadi Permenkes 56 Tahun 2017 sebagai hasil evaluasi lima gambar PHW yang sebelumnya beredar.
Dua gambar dipertahankan, sedangkan tiga lainnya diganti karena dinilai kurang efektif dalam mencegah dan menurunkan konsumsi rokok. Salah satu yang ditarik adalah gambar pria sedang merokok saat menggendong bayi, yang oleh Dadang Mulya dianggap merupakan potret dirinya.
Dengan argumen tersebut, pihak Kemenkes menegaskan bahwa foto pria yang tengah menghisap rokok sambil menggendong anaknya itu, bukanlah Dadang Mulyana.
Dadang Akan Terus Melawan
Meski sudah mencabut surat kuasa ke tim advokat, bukan berarti Dadang ikhlas fotonya dicatut begitu saja. Dia mengaku hanya ingin diperhatikan pemerintah, tak lebih.
ADVERTISEMENT
“Saya (hanya) minta kepeduliannya, dan jangan dihapus fotonya, bagus,” ujar Dadang lirih.
Nana, kawan Dadang yang terus mendampingi, juga hingga kini masih berupaya mengumpulkan bukti yang bisa memperkuat klaim Dadang. Sebab, menurutnya, klaim tanpa bukti yang mencukupi hanya akan berakhir sia-sia, terlebih jika pihaknya ingin menempuh jalur hukum.
“Saya belum yakin 100 persen itu Pak Dadang. Saya masih cari alat bukti lain, misal ada kaos yang dipake pak Dadang, kataya masih ada. Kalau memang ada alat bukti saya yang maju,” ujar Nana.
Menyoal bantahan dari Kemenkes yang menyatakan foto itu bukan Dadang, Nana meyakini bahwa yang ada di foto adalah orang Indonesia. Sebab, menurutnya, budaya memberi gelang terbuat dari tali hanya ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya melihat ada budaya Indonesia, budaya lokal, bayi lahir itu pasti pakai gelang benang nilon, nah di foto itu saya meyakini di foto rokok orang Indonesia, saya yakin. Di luar negeri tak ada budaya itu, bahkan di Thailand,” tutup Nana.
Bagaimana menurut Anda, Dadang atau Kemenkes yang benar?