Poli Risti Pantau Kesehatan Jemaah Haji, Mayoritas Penyakit Jantung

29 Mei 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poli Risti (Risiko Tinggi) Sektor 9 di Misfalah, Makkah.  Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Poli Risti (Risiko Tinggi) Sektor 9 di Misfalah, Makkah. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jemaah risiko tinggi (risti) akan mendapat pelayanan pemeriksaan medis secara berkala. Salah satunya di Poli Risti yang berada di Sektor 9 Misfalah, Makkah.
ADVERTISEMENT
Awalnya para jemaah yang berada di hotel akan diperiksa oleh Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) untuk dilakukan screening. Bila kondisinya masuk kategori pasien risti atau memiliki gejala maka akan direkomendasikan untuk diperiksa di Poli Risti.
Khusus saat ini, Poli Risti hanya berada di Kantor Sektor 9 Makkah dan melayani jemaah dari sektor 9. Poli ini akan bukan hingga 10-11 hari ke depan. Dalam sehari, Poli Risti bisa melayani 25-30 pasien.
Dokter yang disiapkan di poli risti ini minimal ada tiga dokter spesialis yakni dokter penyakit dalam, jantung dan paru.
"Kita minta TKHK screening jemaah risti. Kebanyakan penyakit jantung, (ada juga) paru dan penyakit dalam," kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, Dokter Enny Nuryanti, MKM di Poli Risti, Rabu (29/5).
Poli Risti (Risiko Tinggi) Sektor 9 di Misfalah, Makkah. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Bila nanti hasil scoring screening deteksi jantung lebih dari 15 persen maka akan direkomendasikan untuk pemeriksaan lanjutan
ADVERTISEMENT
"Kita cek apakah ada kelainan jantung. Kalau di bawah 15 persen dikonsul ke dokter jantungnya untuk diberi saran," ucapnya.
Setelah menjalani pemeriksaan, bila hasilnya kurang baik maka jemaah akan dirujuk ke KKHI. Sementara bila hasilnya bagus namun jemaah tersebut memiliki komorbid maka jemaah akan kembali ke hotel dengan tetap dipantau oleh TKHK.
"Kalau jemaah ada komorbid dan sehari-hari harus dibantu maka direkomendasikan Safari Wukuf, " ucapnya.
Peserta program Safari Wukuf adalah jemaah dengan kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus. Mereka umumnya membutuhkan bantuan dalam memenuhi keperluan pribadi, mulai dari makan, mandi, dan lainnya.
Poli Risti (Risiko Tinggi) Sektor 9 di Misfalah, Makkah. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Sebelum diberangkatkan ke Arafah, jemaah lansia dan disabilitas akan ditempatkan di hotel khusus untuk mendapat pendampingan dari dokter dan perawat yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), tim pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia.
ADVERTISEMENT
Setelah menjalani safari wukuf, mereka juga akan kembali ke hotel yang telah disiapkan sampai dengan selesainya proses puncak ibadah haji.
Jemaah juga akan diinfokan untuk menjaga kesehatannya.Selain itu juga diinfokan apa saja yang perlu disiapkan untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai dengan kondisinya.
"Nanti disampaikan apa saja yang perlu disiapkan untuk melaksanakan ibadah haji," kata Enny.
"Harapannya dengan menscreening ulang, jemaah akan tetap istitha'ah kesehatan dan bisa melaksanakan ibadah haji," imbuh Enny.
Enny mengimbau agar jemaah tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah sunnah atau salat di Masjidil Haram bila kondisinya kurang sehat. Cukup beribadah di hotel atau di masjid sekitar hotel saja. Hal ini untuk menjaga kondisi agar tubuh tetap bugar saat puncak haji yang berlangsung 2 hingga 3 minggu lagi.
ADVERTISEMENT
"Jemaah lansia dan risti harus menyesuaikan kemampuan dengan ibadah. Hemat energi istirahat di hotel untuk armuzna (Arafah, Mudzalifah dan Mina)," katanya.