Polisi: 22 Pelaku Tawuran Bekasi Tak Saling Kenal, Hanya Dapat Undangan 'Pesta'

27 September 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengevakuasi tujuh jenazah laki laki yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (22/9/2024).  Foto: Rezas Ale/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengevakuasi tujuh jenazah laki laki yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (22/9/2024). Foto: Rezas Ale/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Satreskrim Polres Bekasi masih terus mendalami kasus penemuan 7 mayat remaja di Kali Bekasi pada Minggu (22/9). Kasatreskrim Polres Bekasi Kompol Audy Joize Oroh mengungkap, 22 saksi yang berada di satu lokasi bersama ketujuh jenazah sebelum melompat ke kali, mengaku tak saling kenal.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, para saksi mengaku hanya mendapat undangan ‘pesta’ yang rupanya merupakan kata ganti untuk tawuran.
“Jadi, dari keterangan saksi-saksi yang kami periksa, dari 22 orang itu, mereka memang tidak saling mengenal satu sama lain, mereka hanya semacam menerima undangan ‘pesta’ itu karena setelah kami dalami agenda pesta itu ajakan tawuran dari mereka,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (27/9).
Audy memastikan, ajakan pesta yang para saksi tuturkan bukan lah sebuah pesta ulang tahun.
“Kalau dari hasil keterangan saksi-saksi yang sudah kami periksa itu, kata ‘pesta’ itu memang tawuran,” sambungnya.
toko kelontong tempat korban berkumpul sebelum loncat di tepi Kali Bekasi. Foto: Haya Syahira/kumparan
Sebelum sampai di lokasi di mana mereka didatangi polisi, para saksi sebelumnya berkumpul di daerah Cikunir, Bekasi.
“Jadi mereka pada saat pertama mereka kumpul di daerah Cikunir, terus kumpul lagi ke daerah yang kemaren itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Audy, beberapa saksi mengelak membawa senjata tajam pada malam kejadian. Namun, tiga orang dari mereka kedapatan membawanya, sedangkan senjata tajam lainnya ditemukan di TKP.
“Jadi banyak yang memang mengelak mengaku membeli senjata, membawa senjata pada saat itu karena mereka pastikan merasa kalau itu perbuatan melanggar hukum membawa senjata di tempat umum,” ujarnya.
“Kemarin kita kedapatan tiga orang itu memang masih memegang senjata, sedangkan senjata-senjata lainnya berserakan di lokasi itu,” sambungnya.
Wakil Ketua DPR Komisi III Habiburokhman (kedua kiri) bersama anggota Arteria Dahlan (kanan) meninjau lokasi penemuan tujuh jenazah di aliran Kali Bekasi, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2024). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Audy belum bisa memastikan dengan siapa mereka akan tawuran. Ia juga belum bisa memastikan apakah mereka tergabung di dalam geng motor.
Sementara itu, keluarga dari ketujuh mayat remaja tersebut masih belum diperiksa oleh polisi karena masih berduka.
“Ini tentu saja sekarang masih dalam keadaan berduka, kami mengedepankan faktor kemanusiaan jadi saat ini fokus ke 22 saksi dulu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ketujuh mayat tersebut ditemukan mengambang di Kali Bekasi oleh warga setempat. Mereka diduga lompat ke dalam kali untuk menghindari razia polisi saat sedang berkumpul di sebuah bedeng, juga diduga hendak tawuran.
Selain para saksi yang juga berkumpul di bedeng tersebut, polisi juga memeriksa anggotanya yang bertugas merazia pada malam itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, saat memberi keterangan terkait perkembangan beberapa kasus di Polda Metro Jaya. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan ada 17 anggota yang diperiksa terkait kasus ini.
"Sampai dengan saat ini, ada 17 anggota Polri yang dilakukan pengambilan keterangan oleh Bid. Propam Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, di RS Polri Kramat Jati, Kamis (26/9).
Selain aparat kepolisian, terdapat 10 masyarakat sipil yang turut diperiksa oleh Propam Polda Metro Jaya karena diduga mengetahui detik-detik terjadinya insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
Hasil dari pemeriksaan ini belum diumumkan oleh pihak Polda Metro Jaya.
Di sisi lain, Audy mengaku pihaknya akan lakukan rekonstruksi ulang di TKP usai seluruh proses penyelidikan.
“Kami mungkin akan melakukan rekonstruksi ulang tapi setelah selesai semua hasil pemeriksaan penyelidikan dari penemuan tujuh jenazah itu,” ujarnya.
Menurutnya, warga yang tergabung dalam komunitas pemantau air mengatakan ada cekungan di dalam kali tersebut.
“Jadi keterangan dari salah satu warga yang memang komunitas warga pemantau aliran air di kali Jatiasih, keterangan yang bersangkutan memang pertigaan di pertemuan Cikeas dan Kali Cileungsi, memang di situ ada cekungan. Itu memang keterangan pemantau air,” terangnya.