Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Polisi Cek Kasus Pemukulan Anjing Penjaga oleh Sekuriti di Plaza Indonesia
6 Juni 2024 16:46 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kami akan mengecek karena informasi dari media sosial selain foto dokumentasi kadang beredar juga video," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (6/6).
Ade mengatakan akan melakukan pendalaman terhadap peristiwa tersebut.
"Ini tentunya kami akan lakukan pendalaman pengecekan apakah ini berdampak pada kerugian suatu pihak atau orang lain atau berdampak pada edukasi penyebaran kebencian, berita bohong atau tindak pidana, kami terus lakukan mitigasi dalam hal ini melalui upaya upaya kepolisian yang ada," tambahnya.
Dalam video tersebut, anjing berwarna cokelat itu tampak dipukuli di bagian kepalanya oleh seorang sekuriti.
Saat kejadian tersebut, anjing itu terlihat sangat ketakutan. Ekor anjing tersebut terlihat turun dan terlipat di antara kedua pahanya, yang biasanya merupakan tanda seekor anjing merasa ketakutan, stres, atau kurang sehat.
ADVERTISEMENT
"Plaza Indonesia tindak tegas security yang hajar anjing penjaga di publik! Di publik umum aja berani lho dia gebukin anjing? Gimana saat mereka hanya berdua? Mental si anjing udah kayak gimana sekarang? Ekor sampai melingker turun gitu? Itu anjingnya udah ketakutan!" tulis akun @moonchildfams yang membagikan video tersebut di akun X miliknya, dikutip Kamis (6/6).
Berdasarkan video tersebut, insiden pemukulan terhadap anjing penjaga ini terjadi pada 29 Mei 2024 lalu. Insiden ini terjadi sekitar pukul 09.50 WIB, tepatnya di Pintu Dior, Plaza Indonesia.
Pengelola Minta Maaf
Terkait video yang viral itu, pengelola Plaza Indonesia memohon maaf. Permohonan maaf ini mereka unggah dalam sebuah pernyataan tertulis di akun Instagram resmi mereka.
ADVERTISEMENT
"Pelanggan Plaza Indonesia yang terhormat, kami ingin menyampaikan permintaan maaf kami yang sebesar-besarnya atas masalah yang muncul baru-baru ini terkait sebuah video. Kami akan memberikan info lebih lanjut seiring perkembangan situasi," tulis Plaza Indonesia, dikutip Kamis (6/6).
Pengelola mal elite itu juga memastikan pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Mereka juga akan memberikan sanksi pendisiplinan terhadap oknum-oknum yang terlibat.
Bakal Dilaporkan ke Polisi
Video tersebut juga menjadi perhatian pendiri Animal Defender-19 (AD-19), Doni Herdaru Tona. Animal Defender-19 adalah sebuah organisasi yang dididirikan saat pandemi COVID-19 yang bergerak merawat hewan-hewan peliharaan yang ditinggal majikannya yang harus dirawat atau isoman karena sakit.
"Kami @animaldefendersindo bersama @hukumku.official menuntut tindakan tegas perusahaan tempat petugas ini bekerja, minimal pemecatan dan tidak dipekerjakan kembali sebagai security karena mental tidak stabil dan dapat membahayakan lingkungan. Atau kami akan membawa kejadian ini ke level selanjutnya, pelaporan polisi dengan pasal penganiayaan hewan," tulis Doni dalam unggahannya.
ADVERTISEMENT
Doni meminta kepada para pengelola atau pengambil keputusan yang hendak menggunakan jasa pengamanan, sebaiknya menanyakan dulu apakah ada screening ketat terhadap psikologi staf di lapangan. Sehingga hal semacam ini tidak akan terjadi.
"Analisa sederhana, sebagai penyedia jasa pengamanan, PT yang menaungi oknum handler K9 yang memukul satwanya, harus mengambil tindakan tegas atau akan mendapatkan reputasi buruk, terkait persiapan mental para staf lapangannya," kata Doni.
Ia juga meminta para klien mencatat jika ada insiden semacam ini dan menanyakan kepada pihak penyedia jasa keamanan soal penyelesaian dan pencegahannya seperti apa. Langkah lain yang bisa diberikan, kata Doni, adalah dengan menatar ulang oknum yang menganiaya anjing penjaga tersebut dan memberikannya hukuman setimpal.
"Reputasi pusat perbelanjaan, kantor, dan sebagainya akan ambruk ketiga bekerja sama dengan jasa yang tidak pro kesejahteraan hewan baik dari fisik dan tampilan umum satwa, hingga ke kejadian-kejadian kekerasan pada satwa pengamanan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga meminta agar pihak pengelola menyelesaikan masalah ini dengan sebaik mungkin. Langkah penyelesaian yang buruk, menurutnya, bisa memperkeruh citra mereka di masyarakat.
"Langkah penyelesaian yang buruk akan menimbulkan ketidakpuasan publik dan dapat berpotensi pelaporan terkait penganiayaan satwa oleh grup-grup penyayang satwa," tutupnya.