news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi Didesak Investigasi Sampai Tuntas Kasus 'Vaksinasi Bodong' di Karawang

18 Juli 2021 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay meminta pemerintah dan aparat kepolisian melakukan investigasi secara transparan terkait dugaan suntik vaksin COVID-19 ‘bodong’ di Karawang. Menurutnya, investigasi suntik vaksin kosong di Karawang ini sangat penting agar tidak ada pihak yang dipersalahkan dan dirugikan.
ADVERTISEMENT
Sebab, lanjut Saleh, vaksinator telah mengatakan bahwa sudah melakukan vaksinasi sesuai prosedur. Pihak yang memposting video pun telah meminta maaf.
"Kalau yang memposting telah meminta maaf, berarti besar kemungkinan memang vaksinasi telah berjalan sesuai prosedur. Dan saya dengar, pihak aparat sudah datang memeriksa ke lokasi vaksinasi,” kata Saleh Daulay kepada kumparan, Minggu (18/7).
“Sejauh ini, mereka belum menemukan bukti apa pun terkait klaim vaksin bodong tersebut,” imbuh dia.
Sebelumnya, perkara ini menjadi viral setelah seorang warga bernama Tari Nurfadilah membuat Instagram Story 'vaksin bodong'. Tari disuntik vaksin pada Senin (12/7) di Puskesmas Wadas. Dia dan temannya, Rima, kemudian memvideokan proses vaksinasi itu.
Dalam proses penyuntikan, Tari melihat ada hal yang aneh. Dia menganggap vaksinator di puskesmas tidak menginjeksi cairan vaksin ke dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Saleh menekankan investigasi lebih lanjut dibutuhkan karena video tersebut telah terlanjur viral. Meski vaksinator sudah memberikan klarifikasi dan pengunggah video telah meminta maaf, penyelidikan akan memberikan kepastian apakah vaksinasi dilakukan sebagaimana mestinya atau tidak.
Unggahan Instastory Tari soal 'vaksin bodong' di Karawang yang viral. Foto: Dok. Pribadi
"Investigasi tetap penting. Nanti kalau terbukti tidak ada yang salah, petugas nakesnya akan merasa lebih baik. Tidak merasa dipersalahkan. Sebaliknya, yang menyebarkan video diharapkan dapat bertanggung jawab,” terang dia.
"Para nakes kita itu telah lelah. Jerih payah mereka harus dihargai. Untuk itu, kita tidak boleh menyalahkan mereka. Apalagi belum ada bukti kuat yang ditemukan sejauh ini,” lanjutnya.
Saleh pun meminta investigasi jangan berlarut-larut. Sehingga pelayanan nakes tak menurun dan kepercayaan masyarakat tidak goyah.
“Kepada pihak terkait, diharapkan dapat melakukan investigasi secepat-cepatnya. Dengan begitu, kejadian ini tidak sampai menjadi tanda tanya di tengah masyarakat dalam waktu yang lama,” pesan Saleh.
Petugas kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memberikan vaksin Yellow Fever kepada Kadiv Kom Lettu Laut (P) KRI Bima Suci di Dermaga Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/7/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Di sisi lain, Saleh meminta Satgas COVID-19 dan Kemenkes memberikan sanksi tegas kepada pelaku apabila memang vaksinasi terbukti bodong. Ia menegaskan tak ada yang boleh bermain-main dengan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
“Jika terbukti vaksinasinya bodong, Satgas COVID dan Kementerian Kesehatan diminta untuk memberikan sanksi. Apa jenis sanksinya, itu merupakan kebijakan dari otoritas terkait,” ucap Saleh.
“Semua pihak tidak boleh bermain-main dengan vaksinasi. Selain biaya yang tidak sedikit, vaksinasi ini sangat terkait erat dengan kesehatan seluruh warga masyarakat,” tandas dia.