Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya melayangkan surat pemanggilan kepada seorang dokter saraf bernama Robiah Khairani Hasibuan atau Ani Hasibuan.
ADVERTISEMENT
Pemanggilan ini terkait adanya laporan yang dilayangkan oleh seseorang bernama Carolus Andre Yulika ke Polda Metro Jaya pada Minggu (12/5). Ani Hasibuan dilaporkan atas dugaan menyebarkan informasi yang menimbulkan kebencian dan menyiarkan hoaks yang membuat keonaran di masyarakat terkait meninggalnya petugas KPPS.
Surat pemanggilan dilayangkan pada Rabu (15/5) dengan nomor S.Pgl/1158/V/RES.2.5./.2019/Dit Reskrimsus. Sementara Ani Hasibuan diharapkan kehadirannya pada Jumat (17/5) di Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono membenarkan pemanggilan ini.
"Iya betul (besok) diperiksa," ujar Argo saat dikonfirmasi, Kamis (16/5).
Dalam surat pemanggilan itu dijelaskan laporan terhadap Ani Hasibuan berdasarkan berita di situs tamshnews.com yang terbit pada 12 Mei lalu. Situs itu memuat tentang pernyataan Ani Hasibuan saat menjadi pembicara di acara 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne beberapa waktu lalu tentang dugaan meninggalnya ratusan petugas KPPS.
ADVERTISEMENT
Ani Hasibuan menyebut meninggalnya ratusan petugas KPPS sebagai bencana pembantaian pemilu.
"Saya sebagai dokter sudah merasa lucu ini bencana pembantaian atau pemilu gitu ya, kok banyak amat yang meninggal gitu ya? Orang pemilu itu kan happy happy, dapat pemimpin baru atau bagaimana kah. tapi nyatanya banyak yang meninggal," ungkap Ani Hasibuan dikutip dari acara 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne.
Ani Hasibuan mengaku sedang melakukan investigasi terkait meninggalnya ratusan petugas KPPS. Ia mengaku selama menjadi dokter tak pernah menemukan orang meninggal hanya karena kelelahan.
"Kematian karena kelelahan saya belum pernah ketemu, saya ini sudah 22 tahun jadi dokter belum pernah saya ketemu ada COD, causes of death orang karena kelelahan kalau dia ada jantung di awal oke, kemudian dia bekerja diforsir kemudian sakit jantungnya terpicu dia meninggal karena jantungnya dong bukan karena kelelahannya gitu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ani Hasibuan juga sempat bertemu dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senin (6/5), untuk membahas investigasi yang dilakukannya. Menurutnya, tidak masuk akal jika anggota KPPS yang meninggal semuanya karena alasan kelelahan.
"Karena kalau saya lihat meninggalnya ada yang ukurannya (umur) 27 tahun, ada yang 43 tahun yang secara statistik itu belum umur meninggal. Semua pasti meninggal tapi umur 43, 27 (tahun) kalau alasannya kelelahan, saya sebagai dokter (berpikir) ah masa," kata Ani Hasibuan.
kumparan berusaha mendapatkan tanggapan Ani Hasibuan atas pemanggilan ini. Namun, saat dikontak ponselnya mati.
Sementara itu, Kemenkes menyebutkan kelelahan menjadi pemicu penyakit yang diidap oleh petugas hingga menjadi semakin parah. Hal ini berdasarkan laporan dari 17 provinsi yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
“Kita melihat beberapa provinsi yang sudah kita dapatkan datanya, kita melihatnya tidak ada hal yang berhubungan langsung (dengan kelelahan). Tapi berkaitan dengan penyakit bawaan yang diderita petugas, di mana kelelahan menjadi trigger dari pada ini (meninggalnya petugas pemilu),” ungkap Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, Selasa (14/5).