Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya telah menangkap 8 pelaku yang membobol rekening wartawan senior yang juga pendiri Cek dan Ricek, Ilham Bintang . Awal mula pembobolan rekening ini ternyata berasal dari pembobolan data Ilham Bintang lewat Sistem Laporan Informasi Kuangan (SLIK) di OJK.
ADVERTISEMENT
"Saudara D (Desar) merupakan koordinator kelompok pembobol rekening dan kartu kredit. Dia memiliki data Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) milik Ilham Bintang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Rabu (5/2).
Para pembobol yang berhasil ditangkap, yakni Desar alias Erwin, Teti Rosmiawati, Wasno, Arman Yunarto, Hendri Budi Kusumo, Rifan Adam Pratama, dan Heni Nur Rahmawati.
Yusri mengatakan Desar mendapatkan SLIK milik Ilham Bintang dari pelaku lain bernama Hendri Budi Kusumo. Hendri merupakan seorang karyawan IT di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPS. Dia memiliki akses data SLIK OJK lalu memberikannya ke Desar.
"Memang aksesnya dia dengan mencari H ini. Karena H ini untuk dapat SLIK OJK. Itu adalah data pribadi lengkap seseorang yang memiliki rekening atau limit rekening yang ada, secara random. Dia bisa tahu semua. Tapi dia gunakan kewenangan ini untuk berbuat jahat termasuk di dalamnya saudara D," ucap Yusri.
ADVERTISEMENT
Dari sinilah pembobolan rekening Ilham Bintang bisa dilakukan. Desar meminta kepada para pelaku lain untuk melancarkan aksinya, mulai dari duplikasi nomor SIM Card hingga akhrinya bisa menguasai nomor rekening bank Ilham Bintang dan menguras uang yang ada di dalamnya.
Sementara Panit 2 Subdit 4 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Hendro Sukmono mengungkapkan Hendri juga sering memperjualbelikan SLIK OJK para nasabahnya di media sosial facebook. Polisi mempertanyakan pengawasan tempatnya bekerja dan OJK yang dinilai lemah dalam kasus ini.
"Orang ini, (Hendri) karena dia orang IT dia mendapatkan akses user ID dari direkturnya (bank). Nah salahnya oknum ini memperjualbelikan akses tersebut ke beberapa pihak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pertanyaannya nanti bagaimana pengawasannya baik dari internal direktur maupun ke OJK," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Setahun yang lalu dia buat akun facebook (untuk jual SLIK OJK) kenapa ini enggak diperketat," tambahnya.
Kini delapan pelaku sudah ditahan di Polda Metro dan ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, Pasal 363 dan 263. Kita kenakan juga UU nomor 8 tahun 2010 tentang TPPU.