Polisi Periksa PT Kimia Farma soal Pelecehan dan Pemerasan saat Rapid Test

24 September 2020 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Selasa (8/9), Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Selasa (8/9), Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polres Metro Bandara Soetta mengagendakan pemeriksaan terhadap PT Kimia Farma sebagai penyelenggara rapid test. Ini berkaitan dengan adanya petugas yang melakukan pelecehan dan pemerasan saat rapid test.
ADVERTISEMENT
“Hari ini kita jadwalkan untuk memeriksa penanggung jawab untuk rapid test di terminal 3 bandara dalam hal ini PT Kimia Farma,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/9).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memberikan keterangan saat rilis pengungkapan sejumlah kasus di Polda Metro Jaya, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain memeriksa PT Kimia Farma, polisi juga akan meminta keterangan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan apakah EF merupakan petugas kesehatan atau bukan.
“Kemudian kita juga akan memeriksa dari IDI. Tujuannya untuk bisa memastikan lagi apakah si tersangka EF ini dokter atau petugas kesehatan. Itu kita mau memastikan lagi bahwa tersangka ini adalah dokter atau tenaga kesehatan karena ini masih simpang siur. Karena itu kami mau memeriksa IDI,” kata dia.
ADVERTISEMENT

Polisi Buru Pelaku Pelecehan saat Rapid Test

EF ditetapkan sebagai tersangka usai polisi menggelar perkara kasus tersebut. Meski begitu polisi baru menjeratnya dengan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Kasus ini bermula dari cerita seorang perempuan di akun Twitter @listongs. Ia mengatakan mendapat tawaran dari seseorang petugas rapid test di Bandara Soetta untuk dapat mengakali hasil rapid tes diakali agar negatif.
Hasil tesnya diakali agar bisa terbang, dan dimintai uang jutaan rupiah. Korban sendiri mengaku sebelumnya dia pernah swab test dan hasilnya negatif.
Tapi ketika hendak pergi ke Nias, dia mencoba rapid test di Bandara Soekarno-Hatta. Tapi entah kenapa hasilnya reaktif, lalu muncul tawaran mengakali rapid test dengan biaya jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, oknum petugas medis yang melakukan rapid test itu bahkan mencium dan memegang tubuh korban.