Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polisi: Seseorang Temui Dukun Minta Jabatan Iwan Boedi di Bapenda Semarang
1 November 2022 19:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seorang dukun asal Kabupaten Demak berinisial MK ikut diperiksa dalam kasus pembunuhan PNS Bapenda Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi. Dukun itu diduga memiliki kaitan dengan seseorang yang mengincar jabatan Iwan.
ADVERTISEMENT
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, ada percakapan yang terjadi antara dukun tersebut dengan seseorang yang sudah berstatus saksi dalam kasus ini. Namun, Donny belum mengungkap identitas orang yang meminta tolong ke dukun itu.
"Dukun atas nama MK diperiksa dalam kaitannya nama yang bersangkutan tersebut dalam komunikasi para saksi," kata Donny tanpa menjelaskan identitas orang tersebut di kantornya, Selasa (1/11).
Ia menjelaskan, dukun itu diminta menjaga sebuah jabatan di Bapenda Semarang. Namun, jabatan itu justru direkomendasikan kepada Iwan bukan kepada saksi tersebut.
"Saksi dengan dukun itu terkait permohonan untuk menjabat di suatu jabatan tertentu. Dengan itu terjadi komunikasi di mana diminta dukun ini untuk menjaga. Kaitannya dengan korban, dugaan dari saksi yang diperiksa. Jabatan tersebut awalnya direkomendasikan untuk korban," ujar Donny.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, belum ada tersangka yang ditetapkan kepolisian atas kasus ini. Sebanyak 30 saksi telah diperiksa, mulai dari warga sipil hingga prajurit TNI.
Sebelumnya, pengacara keluarga Iwan, Yunantyo Adi Setiawan, mengatakan Iwan dipromosikan sebagai Kepala Bidang (Kabid) II Penetapan Pajak Bapenda Kota Semarang. Namun, sebelum ia resmi dilantik ia justru ditemukan tewas terbunuh.
"Nah, belakangan ada informasi di mana ada pihak lain yang menginginkan jabatan itu. Kemudian dia (orang yang diduga iri) berinteraksi dengan orang pintar ini dan melibatkan pihak lain lagi begitu," jelas Yunantyo.