Polisi Ungkap Alasan Densus Tak Intens Awasi Bomber Surabaya Dita dkk

24 Mei 2018 13:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah teroris gereja Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah teroris gereja Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dita Oepriarto serta kelompoknya sebenarnya sudah masuk dalam pengawasan Densus 88. Tetapi belakangan, pengawasan tak lagi ketat karena Dita dan kawan-kawannya (dkk), bergaul dengan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Memang sekitar 3 bulan terakhir sebelum kejadian kan Densus pengawasannya agak dikendorkan, melihat yang bersangkutan sudah bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto dalam keterangannya, Kamis (24/5).
Dita diketahui bersama istri dan empat anaknya melakukan bom bunuh diri di 3 lokasi gereja di Surabaya. Sedang Tri Murtiono, bom yang dirakitnya meledak di rumah susun.
"Kalau hasil sementara pembuatnya adalah yang bersangkutan sendiri. Tetapi mereka kan setiap minggu menurut anaknya yang di Rusun, Anton, ada pengajian. Pengajian itu disampaikan, selain pengajian juga film tentang kekerasan. Film tentang manual pembuatan bom," tegas dia.
Setyo lalu menyampaikan saat pengawasan tak ketat itu, mereka lalu membuat bom.
"Iya, saat mengendurkan pengawasannya mereka manfaatkan untuk membuat bom. Karena dia sendirikan membuat herbal itu, jadi enggak curiga," tambah dia.
ADVERTISEMENT
"Bom, dipelajari secara bersama-sama di pengajian," tutup dia.
Kadiv Humas Polri Irjenpol Setyo Wasisto (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polri Irjenpol Setyo Wasisto (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)