Polisi Usut Dugaan Bupati Aceh Barat yang Aniaya Rekan karena Utang Rp 279 Juta

19 Februari 2020 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Aceh Barat H. Ramli MS. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Aceh Barat H. Ramli MS. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Polres Aceh Barat menyelidiki kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Bupati Aceh Barat Ramli MS terhadap rekannya bernama Zahidin. Akibat penganiayaan itu, Zahidin mengalami luka memar di bagian pipi dan badan.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Aceh Barat Iptu Muhammad Isral mengatakan sejumlah saksi mulai diminta keterangannya. Namun ia tidak menjelaskan siapa saja saksi tersebut.
“Sekarang masih dalam proses penyelidikan. Pemeriksaan saksi-saksi ini masih dalam proses. Sementara korban masih dalam rumah sakit, belum berkenan untuk diperiksa,” kata Irsal saat dikonfirmasi, Rabu (19/2).
Ilustrasi pemukulan. Foto: Shutter Stock
Dalam laporan yang dibuat oleh Zahidin di kantor polisi, disebutkan penganiayaan dipicu karena Zahidin menagih utang Rp 279 juta. Irsal mengatakan pihaknya masih mendalami hal itu.
“Dugaan awal masalah utang-piutang, itu keterangan yang kami dapat. Tapi kami lagi periksa saksi-saksi, belum bisa kami simpulkan juga,” ucap Irsal.
Irsal memastikan pihak terlapor dalam kasus ini adalah Bupati Aceh Barat Ramli MS. “Yang menjadi terlapor bupatinya langsung," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan Bupati Aceh Barat Ramli MS terjadi pada Selasa (18/2). Penganiayaan diduga karena dipicu masalah utang piutang.
Dalam video yang beredar di grup WhatsApp, Ramli MS yang mengenakan pakaian putih dan memakai kain sarung sedang duduk di halaman bersama pria yang mengenakan baju biru bernama Zahidin.
Mereka duduk berdekatan, Ramli duduk sebelah kiri dan rekannya di sebelah kanan. Mereka sempat terlibat argumen menggunakan dialek bahasa Aceh. Namun di tengah-tengah pembicaraan emosi mereka mencuat.
Tak lama setelah itu, Ramli MS meninju rekannya di bagian wajah. Suasana kemudian menjadi gaduh hingga beberapa orang yang di sekitar mereka berusaha melerai keduanya.