Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Johanis Tanak menilai Operasi Tangkap Tangan (OTT) salah kaprah. Bahkan, dia menjanjikan jika terpilih menjadi Ketua KPK, OTT tak akan diterapkan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Tanak dalam fit and proper test (FPT) di Komisi III DPR RI, Selasa (19/11). Tanak menjawab pertanyaan dari anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lalo, soal masih relevan atau tidaknya OTT.
"OTT Pak, terkait dengan OTT menurut hemat saya saja saya kurang, mohon izin, meskipun saya di pimpinan KPK, saya harus ikuti tapi berdasarkan pemahaman saya, OTT itu tidak pas, tidak tepat," kata Tanak.
Pernyataan tersebut menuai kritik dari berbagai pihak. Menurut Ketua IM57+ Institute, Lakso Anindito, pernyataan tersebut cukup mengkhawatirkan. Sebab keluar saat penegak hukum lain mulai menerapkan OTT.
Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap juga menyoroti soal pernyataan Tanak ini. Dia menilai, Tanak hanya ingin mengambil hati anggota DPR saja dengan pernyataannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi pernyataan ini berbahaya bagi masa depan pemberantasan korupsi. Koruptor akan tertawa," kata Yudi, terpisah.
Tanak kini telah terpilih sebagai pimpinan KPK periode 2024-2029. Selain Tanak, empat pimpinan KPK lainnya adalah Setyo Budiyanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, serta Agus Joko Pramono.
Lantas, apakah menurutmu OTT KPK masih perlu? Sampaikan jawabanmu pada polling kumparan di bawah ini. Berikan juga pendapatmu dalam kolom komentar.