Polri Butuh Lapas Khusus Teroris untuk Berantas Radikalisme

4 September 2018 1:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irjen Setyo Wasisto. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irjen Setyo Wasisto. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 350 tahanan sudah diamankan polisi sejak kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Mei lalu. Namun, beberapa tahanan tersebut masih dititipkan di masing-masing polres. Akibatnya, menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, rawan terjadi penyebaran paham radikal ke sesama penghuni tahanan.
ADVERTISEMENT
“Ya sampai sekarang 'kan masih dititipkan di polres-polres 'kan rawan juga. Kalau dia (menyebarkan) pemahaman radikal ke yang lain akan berkembang lagi malah bahaya, 'kan kita inginya deradikalisasi,” ucap Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (3/9).
Suasana di Mako Brimob. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Mako Brimob. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Setyo menuturkan, menahan teroris di polres masih berpeluang mengakibatkan terjadinya paham radikalisasi antar tahanan, meski, antara teroris dan nonteroris telah dipisahkan tempatnya. Kini, teroris yang tengah menjalani hukuman, untuk sementara ditempatkan di beberapa LP (Lembaga Pemasyarakatan) yang kosong.
“Kalau sudah jalani hukuman kan bukan di Polres, kalau ini kan dibawa ke LP yang kosong mana ya diletakkan disana. Nanti akan dikordinasikan dengan Menkumham,” kata Setyo.
Mako Brimob dijaga ketat usai kerusuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mako Brimob dijaga ketat usai kerusuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Hal ini mengakibatkan kinerja Polri sedikit terkendala untuk menambah tangkapan teroris yang terus mereka monitor. Berbekal UU terorisme yang baru, polisi bisa mempreteli satu per satu teroris ini. Tentunya, jumlah mereka pun tidak sedikit. Solusi satu-satunya adalah menanti pembangunan lapas khusus teroris di Cikeas, Jawa Barat, yang baru dibangun awal Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap secepatnya, info dari Wakapolri sistemnya kontainer. Cepat itu kalau mbangun itu untuk 400 orang, kira-kira 2-3 bulan. Sistem kontainer itu akan dibangun di Cikeas. Seperti yang ada di Spanyol,” pungkas Setyo.