Polri soal Pria Terkait Bjorka Ngaku Ponselnya Dibeli Polisi: Itu Taktik Timsus

23 September 2022 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa yang tergabung gerakan Tasik Kelabu mengenakan topeng hacker Bjorka saat menggelar aksi teaterikal di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (21/9) malam. Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa yang tergabung gerakan Tasik Kelabu mengenakan topeng hacker Bjorka saat menggelar aksi teaterikal di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (21/9) malam. Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Dittipidsiber Bareskrim Polri ikut menyelidiki kasus hacker Bjorka yang disebut sempat meretas data dan informasi penting pejabat pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangannya, seorang pria asal Madiun bernama Muhammad Agung Hidayatullah (21), telah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap membantu Bjorka dalam menjalankan aksinya. Namun ia tak ditahan, hanya diwajibkan untuk melapor ke kantor polisi.
Belakangan, ia mengaku, beberapa hari sebelum ditangkap Tim Cyber Crime Bareskrim Polri, ia sempat dihubungi seorang pria bernama Husein. Pria tersebut memaksa Agung untuk menjual ponselnya seharga Rp 5 juta.
Tak hanya itu, ia juga sempat didatangi polisi di kedai thai tea tempatnya bekerja untuk memastikan bahwa ia adalah Agung. Sehingga sempat timbul dugaan bahwa ponsel milik Agung dibeli oleh polisi.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri. Foto: Polri
Menanggapi pengakuan tersebut, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo memastikan tak benar ada polisi yang membeli ponsel pria tersebut. Dedi mengatakan, apa yang terjadi di lapangan merupakan taktik timsus dalam melakukan penyelidikan.
ADVERTISEMENT
"Oke saya luruskan lagi ya. Nih saya langsung tanya ke Dittipidsiber. Timsus ini bekerja kan tidak sendiri. Ada dari Polri, ada dari BIN, BSSN, ada Kominfo, ada dari Polhukam. Jadi kalau misalnya yang beli polisi, saya tegaskan itu tidak benar. Itu bagian dari taktik dan teknik timsus. Kalau itu taktik dan teknik silakan timsus," jelas Dedi kepada wartawan, Jumat (23/9).
"Saya tegaskan itu hoaks, saya tegaskan itu tidak benar, itu bagian dari taktik dan teknik timsus. Monggo itu masalah timsus, yang penting kasus ini berhasil diungkap. Kalau misalnya dia bilang polisi yang beli itu tidak benar, saya tegaskan itu tidak benar itu bagian dari kerja taktis timsus," sambung Dedi.
Ia mengatakan, timsus bekerja dengan kecermatan, ketelitian, dan keadilan. Namun untuk menangkap Bjorka, tak menutup kemungkinan tim siber akan bekerja sama dengan otoritas luas.
ADVERTISEMENT
"Saya kan tidak berandai-andai dulu, saya masih menunggu juga hasilnya seperti apa, biar timsus bekerja dulu. Insyaallah kalau ada hasilnya akan saya sampaikan," tutup Dedi.
Infografik Tersangka Terkait Bjorka. Foto: kumparan