Positivity Rate Mingguan 8 Provinsi di Bawah 15%, DKI yang Terendah

30 Agustus 2021 22:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah Provinsi saat ini mulai menunjukkan perbaikan pada penurunan kasus konfirmasi dan juga positivity rate yang semakin mendekati batas 5% WHO.
ADVERTISEMENT
Dalam periode mingguan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa positivity rate di sejumlah provinsi telah mencapai kategori sedang atau memiliki angkanya 5-15% per minggu. Salah satunya termasuk DKI Jakarta yang positivity rate-nya mencapai 8,11% dan yang terendah.
Ia juga menambahkan, persentase nasional telah mencapai rata-rata 12,8% dalam 7 hari. Bahkan di hari ini saja angkanya sudah berada di 8%. Capaian ini tentu sangatlah baik. Namun, ia mengingatkan bahwa angka testing yang mempengaruhi positivity rate ini cenderung rendah pada saat akhir pekan.
"Yang bagus, yang sedang ada 8 provinsi termasuk DKI. Yang lain relatif tinggi karena di atas 15%. Nasional rata-rata 7 hari 12,8% sudah di bawah 15 [%], kata Budi dalam keterangan pers virtual terkait PPKM, Senin (30/8).
ADVERTISEMENT
"Per hari ini saja 8% karena kasus konfirmasi dan testing tiap Sabtu, Minggu, [dan] Senin pasti lebih rendah karena hari libur, sesuai aturan WHO kita lihat rata-rata 7 hari," sambungnya.
Selain DKI Jakarta, Papua Barat, Maluku, Banten, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, NTB, dan Papua juga masuk daftar provinsi dengan positivity rate level sedang atau 5-15% per minggu.
Sejumlah warga berfoto di Jembatan Penyeberangan Orang (KPO) kawasan Senayan, Jakarta, Senin (23/8). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Namun, belum ada provinsi yang telah berada di level memadai atau di bawah 5%. Sementara angka tersebut merupakan batas yang ditentukan WHO bahwa pengendalian pandemi di wilayah tersebut dapat dikatakan terkendali.
Sehingga, provinsi yang angkanya masih tinggi perlu untuk meningkatkan upaya testing maupun tracing agar bisa mengurangi tingkat infeksi yang menyebabkan tingginya positivity rate.
ADVERTISEMENT
"Angka positivity rate 5% itu kira-kira mendekati kondisi di mana sudah mulai normal. Kalau masih tinggi, beberapa provinsi masih tinggi positivity rate-nya, ya mereka harus meningkatkan testing-tracing supaya kalau ketemu cepat dimasukkan isolasi terpusat. Kalau tidak, artinya testing-tracing kurang, yang tertular itu masih berkeliaran kita tidak ketahui, itu bahaya," katanya.
Untuk itu, capaian testing dan tracing dalam penanganan COVID-19 ini tidak boleh menurun. Sebab, ini yang akan menjadi kunci dalam pengendalian penyakit menular sampai nantinya akan berubah menjadi epidemi.
"Testing-tracing mesti jalan, itu it's a must. Walaupun kita sudah berpindah dari pandemi menjadi epidemi," pungkas Budi.