PPP: Tindakan Peneliti BRIN Seperti Preman tapi Muhammadiyah Pasti Memaafkan

25 April 2023 11:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arsul Sani saat diwawancara di Gedung DPR. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arsul Sani saat diwawancara di Gedung DPR. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP, Arsul Sani, buka suara soal ancaman pembunuhan yang dilontarkan oleh peneliti BRIN, Andi Pangerang (AP) Hasanuddin, kepada warga Muhammadiyah. Andi viral usai mengancam akan menghalalkan darah semua warga Muhammadiyah karena beda lebaran dengan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Arsul menilai, hal yang disampaikan oleh Andi adalah suatu ketidakpantasan, terlebih Andi adalah seorang peneliti.
"Apa yang ada dan merupakan konten percakapan di media sosial yang viral tersebut merupakan suatu ketidakpantasan, terlebih lagi dilakukan oleh seorang yang berasal dari kalangan intelektual," kata Arsul saat dihubungi, Selasa (25/4).
Meski Andi sudah menyampaikan permintaan maafnya, menurut Arsul, yang dilakukan Andi harus menjadi pelajaran untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengekspresikan pandangannya.
Andi Pangerang peneliti BRIN yang ancam bunuh Muhammadiyah. Foto: BRIN
"Khususnya mereka yang berstatus sebagai ASN agar tidak sembarangan mengekspresikan pandangan apalagi dengan konten tak ubahnya seperti seorang preman atau orang jalanan," ucapnya.
Namun Wakil Ketua MPR itu yakin warga Muhammadiyah akan memberikan maaf kepada Andi.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin yang berkomentar akan membunuh warga Muhammadiyah, mengaku menyesal. Dia sudah menulis permintaan maaf.
Komentar berisi ujaran kebencian peneliti BRIN. Foto: Dok. Istimewa
AP Hasanuddin berkomentar terkait perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah di unggahan Facebook milik peneliti BRIN Prof Thomas Djamaluddin. Saat itu Thomas merespons komentar dari Aflahal Mufadilah. Thomas menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023.
ADVERTISEMENT
"Eh, masih minta difasilitasi tempat salat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," tulis Thomas.
AP Hasanuddin merespons:
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi.