Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Prancis Berduka usai Bocah 13 Tahun Korban Bullying Homofobik Bunuh Diri
13 Januari 2023 18:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Peringatan akan tindak homofobia membanjiri Prancis usai anak laki-laki berusia 13 tahun, Lucas, tewas bunuh diri akibat menjadi sasaran bullying di sekolahnya di Kota Golbey, wilayah Vosges.
ADVERTISEMENT
Pada akhir pekan lalu, Lucas mengambil nyawanya sendiri di wilayah timur Prancis. Jaksa telah membuka penyelidikan atas pelecehan terhadap anak di bawah umur terkait kasus Lucas.
Jaksa Frederic Nahon melaporkan sejumlah temannya memberikan kesaksian. Kepada penyelidik, mereka mengaku korban menghadapi intimidasi dari para murid di sekolah menengah Louis Armand.
Selama beberapa bulan terakhir, Lucas menjadi target perundungan lantaran merupakan seorang homoseksual atau gay.
Otoritas pendidikan setempat mengatakan, Lucas menghadapi 'ejekan' di sekolahnya sejak akhir liburan pada September 2022.
"[Kasus] ini segera ditanggapi dengan serius oleh tim di sekolah, yang menunjukkan perhatian besar setiap hari," jelas pihaknya, dikutip dari AFP, Jumat (13/1).
Keluarga korban belum mengajukan tuntutan pidana. Namun, Kementerian Pendidikan Prancis sudah mendapatkan laporan terkait.
ADVERTISEMENT
"Saya memikirkan semua murid seperti dia yang diintimidasi. Keputusasaan mereka adalah dasar tekad saya untuk mencegah segala bentuk intimidasi," cuit Menteri Pendidikan Prancis, Pap Ndiaye.
Pernyataan simpatik turut datang dari Menteri Transportasi Prancis, Clement Beaune. Dia juga mengungkap identitas seksualnya saat menjabat sebagai Menteri Eropa dan Luar Negeri Prancis pada 2020.
"Homofobia membunuh. Kesedihan dan dukungan untuk keluarga Lucas," tutur Beaune.
Pengacara yang mewakili keluarga Lucas, Catherine Faivre, mengabarkan mereka berniat memakamkan korban dengan damai sebelum mempertimbangkan untuk mengajukan pengaduan.
Pemakaman akan berlangsung di Kota Epinal pada Sabtu (14/1).
Badan amal anti-diskriminasi, Stop Homophobia, mengatakan orang tuanya meminta pelayat untuk membawa tanda solidaritas LGBTQ.
"Ini tidak bisa ditolerir," tegas Menteri Keragaman Prancis, Isabelle Roma.
ADVERTISEMENT
"Semua cahaya harus dicurahkan pada tragedi ini dan keadaan homofobik yang mengelilinginya," imbuh dia.