Presiden Maduro Ancam Pakai 'Tangan Besi' demi Hentikan Rusuh di Venezuela

13 Agustus 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang demonstran berlari dengan membawa bendera Venezuela di antara penghalang jalan yang terbakar selama protes terhadap hasil pemilu presiden di Venezuela, Minggu (29/7/2024). Foto: Samir Aponte/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran berlari dengan membawa bendera Venezuela di antara penghalang jalan yang terbakar selama protes terhadap hasil pemilu presiden di Venezuela, Minggu (29/7/2024). Foto: Samir Aponte/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin (12/8) mengancam akan menggunakan 'tangan besi' untuk meredakan demo di negaranya. Demo berujung kekerasan di Venezuela dipicu sengketa pemilu.
ADVERTISEMENT
Per Senin waktu setempat, otoritas Venezuela menyebut sejak demo pecah sebanyak 25 orang warga tewas. Maduro kemudian menegaskan, siap menjatuhkan sanksi tegas bagi otak dan pelaku kekerasan.
Dia percaya otak di balik demo berujung rusuh adalah dua orang. Mereka adalah capres rivalnya, Edmundo Gonzales Urrutia, dan pemimpin oposisi Maria Corina Machado.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara selama kampanye penutupan menjelang referendum pertahanan wilayah Essequibo di Caracas, pada 1 Desember 2023. Foto: Pedro Rances Mattey / AFP
"Di mana aktor intelektual dari kekerasan ini, di mana pendana dari kekerasan ini, di mana mereka yang merencanakan ini?" kata Maduro seperti dikutip dari AFP.
"Di mana Bapak Edmundo Gonzales Urrutia? Ke mana dia kabur? Kenapa dia tak menunjukkan wajahnya? Di mana fasis yang luar biasa, Ibu Machado, yang memerintahkan untuk membunuh?" sambung dia.
Laporan beberapa lembaga, kedua orang itu sengaja bersembunyi. Tindakan tersebut diambil atas alasan keselamatan jiwa dan ancaman penangkapan.
Seorang demonstran bereaksi ketika bom molotov menghantam tanah di depan pasukan keamanan selama protes terhadap hasil pemilu presiden di Venezuela, Minggu (29/7/2024). Foto: Samir Aponte/REUTERS
Pemilu Venezuela yang menjadi pangkal krisis pecah digelar pada Juli lalu. Ketika itu, komisi pemilu Venezuela mengumumkan Maduro sebagai pemenang dengan suara 52 persen.
ADVERTISEMENT
Komisi pemilu Venezuela berisi loyalis Maduro yang sudah berkuasa di negara kaya minyak ini selama satu dekade lebih.
Perhitungan komisi pemilu ditolak oposisi. Hasil perhitungan mandiri mereka, Urrutia menang mutlak atas Maduro. Hasil perhitungan oposisi sama dengan hasil dari berbagai lembaga independen.
Beberapa negara Barat dan Amerika Latin menyatakan menolak klaim kemenangan dari Maduro yang menang untuk ketiga kalinya ini.