Prof Kusnandi: Imunogenisitas Sinovac Sisa 50% Usai 9 Bulan, Dianjurkan Booster

30 September 2021 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Diskes Lantamal XIII menyiapkan Vaksin Sinovac saat vaksinasi COVID-19 untuk warga pesisir di Desa Juwata Laut, Tarakan Utara, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (17/9/2021). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto.
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Diskes Lantamal XIII menyiapkan Vaksin Sinovac saat vaksinasi COVID-19 untuk warga pesisir di Desa Juwata Laut, Tarakan Utara, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (17/9/2021). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac Prof. Kusnandi Rusmil menjelaskan tentang efektivitas dari vaksin Sinovac usai 9 bulan. Ada penurunan.
ADVERTISEMENT
Setelah sembilan bulan, imunogenisitas yang dijelaskannya sebagai “zat anti” telah turun hingga 50 persen.
“Imunogenisitas, kadar zat antinya tinggal 50 persen. Kadar zat anti pasti masih ada, semua masih mengandung antibodi, tapi sudah berkurang,” terang Prof. Kusnandi kepada kumparan dalam wawancara melalui sambungan telepon pada Kamis (30/9).
Seperti yang telah dijelaskan oleh guru besar Fakultas Kesehatan Universitas Padjadjaran ini, meskipun imunogenisitas Sinovac turun, bukan berarti daya tahan tubuh melemah. Ia mengatakan bahwa tubuh telah mengingat cara untuk melawan COVID-19.
“Seandainya orang itu kena penyakit, zat anti akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Jadi, perlindungan pasti langsung naik. Jadi, kita enggak perlu takut,” sambungnya.
Dilansir WHO, vaksin Sinovac memiliki tingkat perlindungan dan efikasi sebesar 51 persen (secara global) dalam melindungi diri dari gejala infeksi COVID-19 supaya tidak terlalu berat. Di Indonesia sendiri, efikasi vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.
ADVERTISEMENT
Sempat dikhawatirkan terlalu rendah, vaksin Sinovac tetap terbukti efektif dalam melindungi tubuh karena mampu membentuk antibodi di angka yang cukup besar, yakni 99,23 persen. Pun diikuti dengan efek samping yang ringan, sehingga sangat aman untuk digunakan.
Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof. Kusnandi Rusmil. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan.
Melihat data dan kenyataan di lapangan, Prof. Kusnandi tak hentinya mengajak masyarakat untuk mengambil kesempatan untuk vaksinasi dan melengkapi dosis hingga penuh.
“Jadi kalau umpamanya sudah divaksin dua kali, Sinovac akan mencegah penyakit, sehingga penyakit akan menjadi ringan. Itu gunanya imunisasi atau vaksinasi. Kena penyakit, bisa, tapi jadi lebih ringan,” jelasnya ketika ditanya soal evaluasi efektivitas tahunan dari vaksin Sinovac.
Setelah melewati periode sembilan bulan, bahkan Prof. Kusnandi juga menyarankan masyarakat untuk tak ragu mengambil dosis booster ketika sudah mendapat izin untuk difungsikan secara umum.
ADVERTISEMENT
“Kalau di-booster, akan lebih kuat lagi. Jadi, kalau sudah lewat dari sembilan bulan, dianjurkan untuk booster untuk vaksinasi ketiga, bisa Sinovac atau yang lainnya,” pungkas Prof. Kusnandi.
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Sinovac saat vaksinasi di Sentra Mini Vaksinasi dan Mobil Vaksin Keliling di RPTRA Asoka, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (31/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan.