Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Prof Kuwat, Inventor GeNose yang Kini Jadi Dekan FMIPA UGM
9 Oktober 2021 7:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat ini, dosen Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini menjabat Dekan FMIPA. Ia dilantik Rektor UGM Panut Mulyono, bersama 18 dekan fakultas lain.
Selama pandemi COVID-19, nama Prof Kuwat santer menjadi pembicaraan masyarakat karena ia dan timnya berhasil menciptakan alat untuk membantu pemerintah menangani pandemi, yakni GeNose .
GeNose pertama kali dibuat pada 2008 untuk mendeteksi seseorang terkena TBC alias tuberkulosis. Tuberkulosis diketahui sebagai penyakit yang menyerang paru-paru, yang pendeteksiannya bisa direfleksikan melalui embusan napas.
Sejak awal 2021, GeNose sempat digunakan sebagai alat skrining COVID-19. Hasil GeNose yang didapat hanya dengan waktu yang cepat juga digunakan sebagai syarat perjalanan, ditempatkan di sejumlah stasiun dan bandara.
GeNose juga digunakan sebagai pemeriksaan COVID-19 di sejumlah perkantoran, pabrik, dan instansi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Namun sejak PPKM darurat pada Juli lalu, syarat perjalanan dengan hasil pemeriksaan GeNose sudah tak berlaku lagi.
Dikutip dari situs resmi UGM, Prof Kuwat merupakan seorang peneliti di Institute of Halal Industry and System (IHIS) UGM.
Dia menekuni kajian fisika material dan instrumental sejak 2008 dan telah menghasilkan berbagai produk inovasi. Antara lain, masker antipolusi asap dan bakteri berbahan nanofiber.
Ada juga hidung elektronik untuk mendeteksi cepat kontaminasi zat berbahaya dalam makanan, kedaluwarsa produk makanan, serta kehalalan produk, dan lidah elektronik untuk autentikasi halal, deteksi keaslian dan kualitas produk secara cepat, akurat, dan portabel.
Prof Kuwat merupakan orang lama di UGM. Ia merupakan lulusan S-1 jurusan Fisika UGM pada 1986-1991. Setelah lulus, ia langsung bekerja sebagai seismolog di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan dosen di University of Dian Nuswantoro.
Prof Kuwat kemudian melanjutkan studi S-2 di ITB pada 1995-1997. Sejak lulus S-2, ia kembali ke UGM sebagai dosen. Kemudian, pada 2001, dia mengambil gelar doktor di Kyushu University, Jepang.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah penelitian Prof Kuwat yang fokus terhadap artificial intelligence (AI) terkait 'Nose'. Antara lain, Penentuan Laju Kerusakan Ikan Dengan Electronic Nose Terkopel Support Vector Machine (2018); dan Electronic Nose Terkopel Support Vector Regression untuk Penentuan Kadar Nikotin Rokok Elektrik (2019).
---------------------------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews