Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Prof Kuwat Jelaskan soal Jengkol dan Rokok Sebelum Tes COVID-19 dengan GeNose
5 Februari 2021 17:20 WIB
ADVERTISEMENT
Alat skrining corona GeNose menjadi primadona. Karya peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mampu menskrining virus corona dengan waktu yang cepat, murah, tapi juga akurat.
ADVERTISEMENT
Di tengah ingar bingar kehebatannya, banyak pihak menyebut GeNose tidak akurat apabila orang yang dites sebelumnya makan jengkol atau merokok.
Penemu GeNose Prof Kuwat Triyana pun membenarkan banyak pihak yang membesar-besarkan tentang hal itu.
"Kemudian heboh (kabar) GeNose kalah dengan jengkol, ya. Sebetulnya bukan kalah, tapi ada (pernyataan) kalah dengan rokok, kalah bukan kalah, tapi keok. Kalah parah," kata Kuwat menyitir pendapat di luar, dalam acara bincang-bincang Live Corona Update kumparan, Jumat (5/2).
"Intinya begini, kesempatan di kumparan ini saya sampaikan hal seperti itu dari dulu kita atasi dan itu bukan merupakan hasil riset ke situ. Ini kan data dari uji diagnostik," ujarnya.
Dia menjelaskan dari uji diagnostik GeNose memang didapati hasil invalid pada orang yang sebelumnya mengkonsumsi jengkol atau merokok. Namun, hasil itu tidak semua invalid.
ADVERTISEMENT
"Beberapa data menunjukkan tren invalid," ujarnya.
Untuk itu demi hasil yang maksimal, maka solusinya seseorang yang hendak dites memakai GeNose disarankan untuk tidak merokok maupun mengonsumsi jengkol.
"Solusinya bagaimana? Kalau solusinya saya harus bongkar alat, kelamaan, tidak bisa dipakai. Solusinya, jangan merokok satu jam atau setengah jam sebelum dites, kan mudah sekali," katanya.
Hal ini sebetulnya sama dengan saat ketika seseorang hendak tes darah.
"Seperti kalau kita tes darah, kan sama jangan makan apa-apa sebelum dites," ujar Kuwat.
"Ini barang (soal jengkol dan rokok) simpel, kalau di media jadi rumit sekali," katanya.
Kuwat menjelaskan bahwa saat mengajukan izin edar, keakurasian GeNose mencapai 93-95 persen. Namun lantaran berbasis Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, maka keakurasian akan meningkat seiring seringnya digunakan.
ADVERTISEMENT