Prof Wiku: Ada Beberapa Pembekuan Darah Langka pada Warga Divaksin AstraZeneca

25 Mei 2021 18:56 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemakaian vaksin AstraZeneca kini diragukan karena setelah seorang pemuda berusia 22 tahun asal Jakarta, Trio Fauqi Virdaus, meninggal dunia usai divaksin menggunakan AstraZeneca. Jenazahnya pun kini diautopsi untuk mengetahui apakah penyebab kematiannya karena vaksin AstraZeneca atau karena faktor lain.
ADVERTISEMENT
Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan, pihaknya memang menerima sejumlah laporan pembekuan darah langka pada warga yang menerima vaksin AstraZeneca dalam beberapa waktu terakhir.
"Dari sejumlah laporan terkait vaksin AstraZeneca, ditemukan terjadi beberapa gangguan pembekuan darah langkah pada orang yang menerima vaksin AstraZeneca beberapa waktu ke belakang. Harap jadi catatan bahwa vaksin COVID-19 tidak menurunkan angka kematian atau angka kesakitan akibat penyakit selain COVID-19," kata Prof Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/5).
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
Prof Wiku menjelaskan, bekuan darah atau tromboemboli adalah penyakit pembekuan darah di mana bekuan yang terbentuk di pembuluh darah terlepas dan terbawa aliran darah hingga menyumbat pembuluh darah lain.
"Ditambah lagi, tromboemboli vena merupakan penyakit kardiovaksular nomor 3 paling sering terjadi di dunia. Sehingga bukan tidak mungkin hal tersebut terjadi secara bersamaan, namun tidak berhubungan dengan vaksinasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Atas kondisi itu, Prof Wiku menegaskan proses skrining sebelum vaksin sangat penting dilakukan untuk memastikan penerima vaksin sepenuhnya sehat sebelum menerima vaksin. Sehingga ia meminta kepada petugas skrining melakukan proses skrining secara teliti dan menyeluruh sesuai kaidah yang ditetapkan.
"Terlebih dari itu, harap agar penerima vaksin dapat menjawab pertanyaan skrining secara jujur. Apabila memungkinkan, sebelum jadwal vaksinasi, para calon penerima juga dapat melakukan pengecekan di fasilitas kesehatan untuk memastikan kondisi penerima dalam keadaan sehat," pungkasnya.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: