Prof Zubairi soal PTM: Guru hingga Sopir Bus Antar Jemput Harus Taat Prokes

14 November 2021 18:18 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dilakukan di sejumlah daerah. Penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah menjadi sorotan sekaligus harus diwaspadai. Hal itu karena agar sekolah tidak menjadi klaster corona.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, mengatakan tidak hanya siswa saja yang harus menaati prokes. Guru bahkan sopir yang mengantar dan menjemput siswa harus taat juga.
“Di sekolah itu yang harus menaati tidak hanya siswa, namun juga guru, tenaga administrasi, bahkan sopir bus antar jemput,” ujar Zubairi saat diskusi secara virtual dikutip, Minggu (14/11).
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama di SMAN 03 Batam Center, Batam. Foto: ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Selain prokes, ventilasi ruangan kelas juga harus diperhatikan. Hal itu untuk memperlancar sirkulasi udara.
“Jadi pintu jendela harus terbuka, khususnya jendela-jendela. Walaupun pake AC harus banyak jendelanya,” ungkapnya.
Karena itu, Zubairi mengimbau pelaksanaan PTM di sekolah harus tetap diawasi secara ketat agar tidak terjadi klaster sekolah seperti di Yogyakarta dan Bali.
ADVERTISEMENT
“Memang harus ketat kita untuk tidak terjadi klaster sekolah, yang ternyata baru saja terjadi di Jogja dan di Bali, jadi memang wajib terus hati-hati,” pungkasnya.