Profil Gus Iqdam, Pendakwah Muda NU yang Sempat Tertahan Petugas Imigrasi

Gus Iqdam. Foto: Youtube/Gus Iqdam Official

Pendakwah muda Nahdlatul Ulama (NU) Agus Muhammad Iqdam Kholid atau biasa dikenal Gus Iqdam viral di media sosial.

Hal ini karena ceritanya mendapatkan pengalaman tak menyenangkan di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, saat akan terbang untuk mengisi ceramah ke Taiwan.

Cerita pengalaman Gus Iqdam yang sempat tertahan saat pengecekan imigrasi ini disampaikan di depan para jemaahnya saat pengajian rutin Majlis Sabiluh Taubah Blitar yang ditayangkan di akun youtube miliknya, Senin (18/9), hingga akhirnya ramai.

Siapa Gus Iqdam?

Gus Iqdam lahir pada 27 September 1994 di Blitar, Jawa Timur. Dia merupakan pengasuh Ponpes Mambaul Hikam II, Blitar, dan pendiri Majelis Sabiluh Taubah.

Ia dikenal karena ceramahnya yang dekat dengan milenial, kocak, dan dekat dengan semua kalangan termasuk anak punk.

Sebagai pemuka agama muda, salah satu keunikan Gus Iqdam adalah membagikan video ceramahnya ke berbagai platform, mulai dari TikTok hingga Youtube.

Gus Iqdam merupakan anak terakhir dari empat bersaudara pasangan KH. Kholid dan Hj. Ny. Lam'atul Walidah. Kakeknya merupakan salah satu kiai yang disegani, yakni KH. Zubaidi Abdul Ghofur, beliau adalah Mursyid Thariqah di Jawa Timur.

Semasa kecil dia habiskan belajar di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri di bawah asuhan Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur.

Tahun 2021 dia menikah dengan Aning Nilatin Nihayah, putri Almaghfurlah KH. Thoha Widodo Zaini Munnawir dari Pondok Pesantren Lirboyo. Keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Gus Novel.

Pimpinan Majelis Ta'lim Sabilu Taubah

Gus Iqdam mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada Desember 2018. Sabilu Taubah artinya jalan taubat.

Gus Iqdam sengaja memberikan nama tersebut sebab jemaah di dalamnya tidak hanya berfokus pada santri, orang berpengetahuan atau bahkan orang sudah tidak asing terhadap ilmu agama. Melainkan banyak dari kalangan jemaah tersebut adalah orang-orang luar yang bahkan sama sekali tidak paham ilmu agama.

Majelis tersebut adalah tempat mengaji bagi orang-orang yang berideologi jalanan, marginal, dan kerap berurusan dengan dunia kriminal. Gus Iqdam mengajak mereka untuk mengaji dengan gaya dakwah yang lemah lembut, sopan dan lucu.

Berkat gaya dakwahnya itu, Gus Idham banyak disukai para jemaahnya.