Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Densus 88 Antiteror mengamankan eks Sekum FPI, Munarman, di kediamannya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (27/4). Polisi mengatakan, Munarman ditangkap diduga terkait keterlibatannya dengan baiat teroris yang dilakukan di Jakarta, Medan, dan Makassar.
ADVERTISEMENT
"Penangkapan terkait dengan dugaan keterlibatan saudara M, yaitu terkait dengan aksi-aksi teroris yang terjadi beberapa waktu yang lalu," ujar Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Munarman berperan penting saat FPI masih berjaya. Munarman juga disebut sebagai tangan kanan atau orang kepercayaan eks Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab, yang saat ini sedang menjalani persidangan.
Munarman merupakan pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 53 tahun yang lalu. Ia merupakan anak ke 6 dari 11 bersaudara dan merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya tahun 1994.
Pada tahun 1996 ia menikah dengan Ana Noviana dan dikaruniai 3 orang anak. Tahun 2000 keluarga ini pindah ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Aktivis HAM
Munarman pertama kali berkecimpung di dunia HAM saat bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di tahun 1995. Setelah itu ia beralih ke KONTRAS Aceh di tahun 1999-2000. Lalu ia dipromosikan sebagai Koordinator Badan Pekerja KONTRAS yang mengharuskan ia untuk pindah dari Aceh ke Jakarta.
Di tahun 2002, ia dipromosikan sebagai Ketua YLBHI setelah yayasan tersebut mengalami kekosongan selama 9 bulan. Saat terpilih, Munarman unggul dengan perbandingan suara 17 dari 23 orang, mengalahkan Daniel Panjaitan yang saat itu menjabat Wakil Direktur YLBHI Jakarta.
Jabatannya sebagai Ketua YLBHI terhenti di tahun 2006 saat ia digantikan oleh Patra M. Zen. Penghentiannya sebagai Ketua YLBHI menyusul perubahan pemikiran dan sikapnya. Ia juga disebut menolak Pancasila, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sistem demokrasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia juga disebut memiliki keterlibatan dengan tokoh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), meski ia menolak tudingan tersebut.
Bergabung dengan FPI
Aksinya saat Insiden Monas dianggap sebagai awal kedekatannya dengan organisasi pimpinan Habib Rizieq tersebut.
Insiden Monas adalah sebutan media untuk peristiwa penyerangan yang dilakukan FPI terhadap Aliansi Kebangsaan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang Monas pada tanggal 1 Juni 2008.
Dalam tayangan DVD yang diputar saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, massa AKBB tampak dipukul oleh sejumlah orang berbaju putih dengan simbol FPI dan membawa bendera dengan lambang yang sama. Akibat aksi tersebut, Rizieq divonis 1,5 tahun penjara.
Saat itu, Munarman yang dikenal sebagai aktivis HAM anti-kekerasan tiba-tiba berada di tengah insiden dengan posisi barunya sebagai Panglima Komando Laskar Islam. Dalam rekaman video yang ditayangkan, Munarman diketahui berada di tengah massa yang ikut memukuli massa AKKB. Akibat keterlibatannya ini, ia ikut divonis 1,5 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Setelah keluar dari penjara, sikap Munarman semakin kuat untuk membela FPI. Saat itu, dirinya sudah didapuk menjadi juru bicara FPI.
Hal itu terjadi karena selama berada di dalam tahanan, selnya berseberangan dengan sel Habib Rizieq. Selama 9 bulan berada di tahanan, ia mengaku belajar banyak dari Rizieq, mulai dari masalah agama, hingga mazhab serta pemikiran-pemikiran Rizieq tentang Islam. Saat itu Munarman menyebut Rizieq sebagai sosok nasionalis.
“Dari pidato HRS soal revolusi akhlak dalam perspektif Pancasila. Pemikiran tengahnya ada di situ, beliau tidak ekstrem. Secara ideologi sebetulnya beliau tidak ekstrem, dia itu azwaja, memang tengah kalau dalam perspektif ilmu sosial,” kata Munarman saat itu.
Setelah keluar dari penjara di tahun 2009, ia semakin intensif berkomunikasi dengan Rizieq, hingga akhirnya ditawari bergabung dengan FPI.
ADVERTISEMENT
“Sejak 2009 akhirnya saya itu ketua-ketua bidang. Pertama Ketua Bidang Nahi-Munkar 2009-2013. Setelah itu, karena referensi saya cukup banyak, saya jadi Ketua Badan Ahli, jadi dewan pakar sampai 2015, dan dilanjut sebagai Ketua Bidang Keorganisasian untuk menata FPI agar strukturalnya lebih lincah. Sudah itu beres, saya diminta untuk jadi sekum,” jelas Munarman.
Kontroversi
Sosok Munarman seolah tak pernah lepas dari sejumlah kontroversi. Namanya pertama kali muncul di tahu 2007 saat dirinya merampas kunci kontak, SIM, dan STNK milik sopir taksi Blue Bird, saat dirinya dan taksi tersebut terlibat kecelakaan.
Akibat perbuatannya itu, pihak Blue Bird melaporkannya ke polisi dengan tuduhan perbuatan tak menyenangkan dan perampasan. Munarman membantah semua tuduhan itu dan mengajukan penangguhan penahanan. Ia sempat mengancam akan mogok makan apabila polisi tak mengabulkan penangguhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pihak Blue Bird akhirnya mencabut tuntutan dan memilih berdamai dengan Munarman.
Tahun 2012, Munarman dikeroyok sejumlah orang karena membunyikan klakson berkali-kali di tengah kemacetan saat ia keluar dari kediamannya di kawasan Pondok Cabe. Ia dikeroyok sejumlah orang, sehingga Munarman melaporkannya ke Polsek Pamulang. Namun karena tak ada laporan resmi, pengeroyok tersebut dilepaskan.
Tanggal 28 Juni 2013 saat menjadi narasumber di acara Live di TV One yakni program Apa Kabar Indonesia Pagi, Munarman menyiram muka Sosiolog UI Tamrin Amagola, dengan segelas teh setelah terjadi adu argumen antara keduanya. Talkshow tersebut saat itu sedang membahas tentang pembatasan jam malam bagi tempat hiburan di Jakarta.
Hal tersebut membuat pihak TVOne meminta maaf kepada masyarakat, dan memastikan untuk lebih teliti lagi dalam memilih narasumber yang akan dihadirkan dalam siaran live. Pihak Tamrin sendiri menolak untuk melaporkan kejadian ini ke polisi dengan alasan tak ingin meladeni tindak premanisme.
ADVERTISEMENT
Tahun 2020, video Munarman menghadiri pembaiatan terduga teroris di Makassar beredar luas. Keterlibatan Munarman ini pertama kali keluar dari mulut terduga teroris Ahmad Aulia, terduga teroris yang ditangkap di Makassar
Video tersebut memancing reaksi Anggota Komisi III DPR Habiburokhman, yang meminta polisi untuk segera menangkap Munarman. Habiburokhman mengatakan, seharusnya polisi segera menindak Munarman bila benar terlibat dalam pembaiatan kelompok ISIS.