Profil Prof Kuwat Triyana, Inventor GeNose Alat Pendeteksi Corona

30 Desember 2020 18:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Kuwat Triyana. Foto: Web UGM
zoom-in-whitePerbesar
Prof Kuwat Triyana. Foto: Web UGM
ADVERTISEMENT
Sejumlah ahli di UGM telah menciptakan alat pendeteksi COVID-19 yakni GeNose. GeNose bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi yang keluar bersama napas melalui embusan napas ke dalam kantong khusus. Adalah Profesor Kuwat Triyana, inventor GeNose. Kuwat tidak sendiri, dia bersama tim yang terdiri dari para peneliti handal lainnya di UGM. Antara lain adalah Dian Kesumapramudya Nurputra.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs resmi UGM, Rabu (30/12), Prof Kuwat Triyana merupakan dosen pada Departemen Fisika FMIPA UGM sekaligus peneliti di Institute of Halal Industry and System (IHIS) UGM.
Dia menekuni kajian fisika material dan instrumental sejak 2008 dan telah menghasilkan berbagai produk inovasi. Produk inovasi yang dihasilkannya antara lain masker anti polusi asap dan bakteri berbahan nanofiber.
Prof Kuwat Triyana. Foto: Dok. UGM
Ada juga hidung elektronik untuk deteksi cepat kontaminasi zat berbahaya dalam makanan, kedaluwarsa produk makanan, serta kehalalan produk, dan lidah elektronik untuk autentikasi halal, deteksi keaslian dan kualitas produk secara cepat, akurat, dan portabel.
Lalu, mengembangkan GeNose alat deteksi COVID-19 lewat embusan napas dengan kemampuan mendeteksi Covid-19 dalam tubuh manusia dalam waktu cepat kurang dari dua menit.
GeNose, alat pendeteksi corona buatan UGM ditampilkan di RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Latar Belakang Pendidikan

Kuwat megenyam pendidikan S-1 nya di UGM jurusan Fisika pada tahun 1986. Dia lulus di tahun 1991 dan langsung bekerja sebagai seismolog di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan dosen di University of Dian Nuswantoro.
Prof Kuwat Triyana (tengah) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-71 UGM. Foto: Web UGM
Selang beberapa tahun kemudian, pada tahun 1995, dia melanjutkan studinya di ITB. Kuwat lulus dari ITB tahun 1997 dengan menghasilkan tesis berjudul Prototype of Pattern Recognition System in Electronic Nose based on Artificial Neural Network.
ADVERTISEMENT
Lulus dari ITB, Kuwat kemudian menjadi dosen di UGM. Dia tak puas dengan gelar S-2. Pada tahun 2001, dia kuliah mengambil gelar doktor di Kyushu University, Jepang.
GeNose, alat pendeteksi COVID-19 buatan UGM. Foto: Dok: UGM
Dilansir dari situ acadstaff.ugm.ac.id, ada sejumlah penelitian Prof Kuwat yang fokus terhadap artificial intelligence (AI) terkait 'Nose'. Antara lain adalah Penentuan Laju Kerusakan Ikan Dengan Electronic Nose Terkopel Support Vector Machine (2018); dan Electronic Nose Terkopel Support Vector Regression untuk Penentuan Kadar Nikotin Rokok Elektrik (2019).