Profil Wali Kota Blitar Santoso yang Dirampok dan Disekap di Rumah Dinas

12 Desember 2022 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Blitar Santoso. Foto: Instagram/@santoso.blitar
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Blitar Santoso. Foto: Instagram/@santoso.blitar
ADVERTISEMENT
Perampokan dan penyekapan terjadi di rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso di Jalan Sudanco Suprijadi Nomor 18, Kota Blitar, Jawa Timur, pada Senin (12/12) sekitar pukul 03.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Gerombolan perampok yang diduga terdiri dari empat hingga lima orang tersebut menyekap Santoso beserta istrinya, Feti Wulandari, di kamar. Perampok mengikat dan melakban pasutri itu.
Selain itu, perampok juga menyekap tiga petugas Satpol PP yang bertugas menjaga rumah.
Setelah melumpuhkan tuan rumah dan penjaganya, komplotan perampok itu menggondol uang sekitar Rp 400 juta serta perhiasan milik istri Santoso serta jam tangan total diperkirakan senilai Rp 15 juta.
Petugas memasang garis polisi saat olah TKP di salah satu ruangan Rumah Dinas (Rumdin) Wali Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/12/2022). Foto: Irfan Anshori/Antara Foto

Profil Santoso, Politikus PDIP

Santoso adalah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjabat sebagai Wali Kota Blitar sejak 15 Februari 2019.
Sebelum menjadi wali kota, Santoso adalah wakil wali kota yang mendampingi Muhammad Samanhudi Anwar. Pasangan Samanhudi dan Santoso memimpin Kota Blitar setelah menang dalam pemilihan wali kota 2016.
ADVERTISEMENT
Samanhudi kemudian terjerat kasus korupsi pada 2018. Ia menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai ditetapkan sebagai tersangka kasus penerimaan suap terkait izin proyek pembangunan sekolah lanjutan pertama di Blitar.
Wali Kota Blitar Santoso. Foto: Instagram/@santoso.blitar
Santoso kemudian mengikuti Pemilihan Wali Kota Blitar 2020 dengan menggandeng Tjutjuk Sunario menjadi calon wakil wali kota. Pasangan ini menang dan Santoso kembali dilantik menjadi Wali Kota Blitar pada 27 Februari 2021.
Sebelum terjun ke dunia politik praktis, Santoso adalah aparatur sipil negara (ASN). Ia adalah seorang guru di Blitar pada 1993, kemudian mengisi jabatan struktural sebagai Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Blitar pada 1996.
ADVERTISEMENT
Suasana rumah dinas Wali Kota Blitar usai peristwa perampokan. Foto: Dok. Bramanta Pamungkas
Pada 2005, ia diangkat menjadi Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Lalu Kepala Dinas Dikbud pada 2011, hingga mencapai posisi puncak karier sebagai ASN, Santoso diangkat sebagai Sekretaris Daerah Kota Blitar pada 2014.
Santoso lahir di Kota Blitar pada 15 Januari 1961. Gelar sarjana dia raih dari Universitas Negeri Malang pada 1986. Ayah dua anak ini mendapatkan gelar master pendidikan (MPd) pada 2005.
Kekayaannya berdasar LHKPN 2021 sebanyak Rp 1.498.000.000.
Infografik perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar. Foto: kumparan