Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Protes Pembatasan Susu, Peternak Sapi Boyolali Mandi Susu di Jalan
9 November 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ratusan peternak sapi perah, peloper, hingga pengepul susu sapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi membuang susu buat mandi di Tugu Patung Susu Tumpah Kota Boyolali, Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut sebagai bentuk protes mereka lantaran banyaknya susu yang ditolak masuk industri pengolahan susu (IPS) dengan dalih adanya pembatasan masuk susu mentah ke pabrik.
Koordinator Aksi, Sriyono Bonggol, mengatakan total ada 50 ribu liter susu yang dibuang untuk mandi dalam aksi solidaritas untuk para peternak ini. Tak hanya membuangnya, susu juga dibagikan gratis kepada warga pengguna jalan.
“Total ada 50 ribu liter susu yang dibuang dalam aksi solidaritas ini. Jika di rupiahkan, uang yang dibuang dalam aksi ini mencapai Rp 400 juta,” ujar Sriyono, Sabtu (9/11).
Ia mengatakan, susu yang dibuang tersebut berasal dari 20 ribu peternak itu juga dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPS) Winong, Boyolali. Sesampainya di lokasi pembuangan, ribuan liter susu dalam drum dituangkan begitu saja dari atas bak mobil pikap.
ADVERTISEMENT
“Ini sebagai wujud protes terhadap kondisi susu lokal saat ini. Setiap hari ada 30 ribu liter susu dari Boyolali yang tak bisa diserap oleh pabrik karena alasan pembatasan,” katanya.
Dia mengatakan, kebijakan pabrik membatasi kuota susu masuk ke IPS membuat peternak sapi susu perah di Boyolali menjerit.
“Dampaknya dari 140 ribu liter susu peternak, masih ada 30 ribu liter susu yang tak terserap setiap harinya,” kata dia.
Kejadian ini, kata dia, baik KUD, atau koperasi yang menanggung kerugiannya atas 30 ribu liter susu yang tak dibeli pabrik ini. Kalau kejadian ini terus terjadi pengepul susu perah tak mampu bertahan.
“Jika pengepul tak lagi beroperasi maka peternak yang akan menanggung kerugiannya. Sapi terus makan, sementara susu tak ada yang bisa membelinya,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, kondisi ini sebuah anomali. Di mana, produksi susu dari peternak yang baru 20 persen terserap dari kebutuhan secara nasional, tetapi pabrik besar IPS justru melakukan pembatasan.
“Kami menduga adanya impor susu yang tak dibatasi jadi penyebab utama masalah ini,” ujarnya.
Serapan Susu Lokal Mulai Turun Sejak September
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Diah Suciati, mengatakan menurunnya serapan susu lokal oleh IPS mulai terlihat sejak September lalu. Hal itu terjadi karena maintenance pabrik.
“Alasan kedua kelesuan konsumen (daya beli masyarakat turun). Masalah ketiga, ada perbaikan grade standar kualitasnya,” ujar Lusia.
Dia menjelaskan di KUD Mojosongo, per hari biasanya menampung 23 ribu liter susu lokal. Tapi IPS hanya bisa menerima 16 ribu liter.
ADVERTISEMENT
“Itu yang kemudian menyebabkan susu yang tak dibeli IPS kembali ditampung di mesin pendingin, sehingga overload. Terjadilah fenomena membuang susu sapi di wilayah Boyolali hingga Pasuruan, Jawa Timur,” katanya.