Provinsi Ini Tingkat Konsumsi Ikannya Masih di Bawah 31 Kg per Kapita

14 Mei 2017 18:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ikan Tuna di Laut Bone (Foto: Dok. Ketua LSM Yayasan Mattirotasi)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Tuna di Laut Bone (Foto: Dok. Ketua LSM Yayasan Mattirotasi)
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ada lima provinsi yang tingkat konsumsi ikannya masih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan perikanan yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Masih rendahnya tingkat konsumsi ikan menjadi perhatian Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Melalui video yang diunggah akun resmi KKP @kkpgoid, Susi mengimbau agar warga gemar memakan ikan. Dia pun menggunakan jurus andalannya untuk mensosialisasikan makan ikan.
"Yang tidak makan ikan, saya tenggelamkan," kata Susi dalam videonya.
Tentu Susi tidak serius akan menenggelamkan masyarakat yang tidak gemar memakan ikan. Tapi, Susi memberikan penekanan jika konsumsi ikan itu sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan karena tingginya kandungan protein dalam ikan.
Berdasarkan data dari KKP, pada 2015 tingkat konsumsi ikan mencapai 41 kilogram per kapita. Angka itu memang meningkat dibandingkan 2014 yang hanya mencapai 38,14 per kapita. Namun masih jauh dari target pemerintah yang ingin mencapai 70 kilogram per kapita.
ADVERTISEMENT
Tingkat konsumsi ikan per wilayah di Indonesia memang tidak merata. KKP membagi tiga kategori, yakni kategori rendah dengan konsumsi kurang dari 20 kilgram per kapita per tahun, kategori sedang dengan konsumsi 20-31 kilogram per kapita per tahun, dan kategori tinggi yakni di atas 31,4 kilogram per kapita per tahun.
Hanya ada beberapa wilayah yang masih kategori tinggi, antara lain Provinsi Maluku dengan tingkat konsumsi 55,13 kilogram per kapita per tahun, Kepulauan Riau 52,56 kilogram per kapita per tahun, Sulawesi Tenggara 52,51 kilogram per kapita per tahun, Maluku Utara 50,22 kilogram per kapita per tahun, dan Kalimantan Tengah 50,11 kilogram per kapita per tahun.
Sementara itu, wilayah yang masuk dalam kategori sedang atau konsumsinya di bawah 31,4 kilogram per kapita per tahun, ternyata ada di wilayah Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Untungnya, tidak ada daerah yang tingkat konsumsi ikannya masuk kategori rendah atau di bawah 20 kilogram per per kapita.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing KKP, Nilanto Perbowo mengatakan pulau Jawa memang menjadi salah satu wilayah yang tingkat konsumsi ikannya masih rendah dibandingkan wilayah lain.
"Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena karakteristik di pulau Jawa itu pegunungan, akses untuk mendapatkan ikan lebih sedikit dibandingkan dengan daerah yang lain yang datar," kata Nilanto saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Minggu (14/5).
Menurut Nilanto, rendahnya konsumsi ikan di pulau Jawa disebabkan akses yang masih cukup sulit. Hal ini berbeda dengan beberapa wilayah yang memang aksesnya dekat dengan laut seperti Kalimantan atau wilayah Sulawesi.
"Dari data menunjukkan bahwa kabupaten kota di pulau Jawa yang tidak memiliki laut kita rata-rata rendah semua (konsumsi ikannya). Sementara yang dipinggir laut mereka tinggi," ujarnya
ADVERTISEMENT
Seskipun di wilayah Jawa wilayah tingkat konsumsi ikan masih rendah, namun untuk tingkat konsumsi ikan di sebagian besar Provinsi di Indonesia masih terhitung tinggi atau di atas rata-rata konsumsi ikan nasional.
"Kalau dibandingin dengan negara lain kita masih tinggi. Tapi kalau dibandingkan dengan Jepang dan Islandia kita kalah jauh," kata Nilanto.
Berikut lima wilayah yang tingkat konsumsi ikannya di bawah 31,4 kilogram per kapita per tahun:
Jawa Barat: 31 kilogram per kapita per tahun
Jawa Tengah: 25,26 kilogram per kapita per tahun
Yogyakarta: 23,14 kilogram per kapita per tahun
Jawa Timur: 31,07 kilogram per kapita per tahun
Nusa Tenggara Timur: 29,94 kilogram per kapita per tahun
ADVERTISEMENT