Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira ikut prihatin dengan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam. Ia meminta PSSI bertanggung jawab dan melakukan pembenahan atas peristiwa nahas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tragedi Kanjuruhan menunjukkan manajemen keamanan event olahraga kita, apalagi event olahraga massal seperti sepakbola, jauh dari profesional. Manajemen pendukung tim sepak bola yang semakin hari semakin membeludak tidak bisa lagi ditangani dengan pola "gerombolan" seperti saat ini," kata Andreas, Senin (3/10).
"PSSI harus segera turun tangan untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh di samping prestasi yang semakin membaik, juga manajemen pendukung setiap tim, keamanan stadion dan lingkungan, event pertandingan dan penempatan penonton," ungkap dia.
Lebih lanjut, ia meminta pihak berwenang termasuk PSSI serius menyelidiki tragedi itu. Mulai dari mengungkap pemicu dan rangkaian kerusuhan, sehingga tak terjadi kesalahan atau upaya untuk menutup-nutupi fakta penyebab, pemicu, dan rentetan peristiwa yang memakan korban massal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita semua pencinta sepak bola, bangsa Indonesia, berduka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa pada tragedi kerusuhan sepakbola di akhir pertandingan antara FC Malang dan Persebaya. Pengungkapan peristiwa ini penting untuk menghukum mereka yang harus bertanggung jawab sesuai hukum yang berlaku. Juga untuk menjadi bahan pelajaran agar peristiwa yang sama tidak terjadi lagi," paparnya.
"Peristiwa ini mencoreng wajah sepak bola Indonesia di tengah upaya membenahi dirinya untuk meningkatkan prestasi TImnas, persiapan menjadi tuan rumah piala dunia U-20, dan berbagai event internasional yang akan berlangsung di tanah air. Peristiwa ini menunjukkan sepakbola, selain prestasi atlet sebagai hal utama, juga menyangkut berbagai aspek lain termasuk manajemen keamanan event pertandingan," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia meminta PSSI mengakui kelemahannya agar bisa berbenah lebih baik ke depan. Ia juga meminta PSSI menjelaskan dengan baik kepada dunia internasional terkait Tragedi Kanjuruhan.
"PSSI pun sebagai representasi sepakbola Indonesia baik ke dalam negeri maupun ke dunia internasional, perlu segera menjelaskan kepada FIFA dan kepada publik internasional mengenai tragedi ini. Akui saja apa kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki," ujarnya.
"Dan bersiap untuk membenahi dalam rangka menghadapi event-event internasional yang akan berlangsung di Tanah Air mau pun yang akan diikuti oleh Timnas di luar negeri. Dengan penjelasan PSSI, kita berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi yang merugikan perkembangan dunia sepak bola yang sedang meningkat," tandasnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Minggu (2/10) malam mengatakan kericuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu telah menewaskan 125 orang.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini bukan tawuran antar suporter, sebab suporter Persebaya tidak hadir di Stadion Kanjuruhan. Tragedi ini berawal dari ketidakpuasan suporter Arema FC, Aremania, kepada timnya karena kalah dari Persebaya. Mereka yang tidak puas lalu turun ke lapangan setelah pertandingan usai.
Aparat lalu turun tangan untuk membubarkan massa. Massa yang panik berlarian kembali ke tribun.
Polisi lalu menembakkan gas air mata ke arah tribun. Namun, saat itu kondisi tribun masih penuh dengan penonton. Alhasil banyak dari mereka saling berdesakan di pintu keluar untuk bisa menghindari asap gas air mata.