Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Putin Kirim Tentara ke Donetsk dan Luhansk Usai Akui Merdeka dari Ukraina
22 Februari 2022 6:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk dari Ukraina pada Senin (21/2) malam. Sebelumnya, dua wilayah ini masuk dalam teritori Ukraina bagian timur.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelah pengumuman itu, Putin akan mengirim tentara Rusia ke Donetsk dan Luhansk. Ia sudah meminta Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, segera menindaklanjuti perintah ini.
Dikutip dari Reuters, Selasa (22/2), alasan Putin mengerahkan tentara ini adalah untuk menjaga perdamaian di Donetsk dan Luhansk.
Namun belum jelas kapan tentara itu akan dikirim ke sana. Termasuk berapa jumlah personel yang akan dikerahkan.
Dalam pidatonya, Putin tampak sangat marah dengan situasi di Ukraina timur. Ia menggambarkan Ukraina sebagai bagian integral dari sejarah Rusia.
Selain itu, Ukraina timur adalah tanah Rusia kuno. Putin yakin rakyat Rusia akan mendukung keputusannya mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
Lebih lanjut, Putin telah menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan kedua wilayah Ukraina. Ia juga menandatangani perjanjian kerja sama dan persahabatan dengan Donetsk dan Luhansk.
Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson memberikan tanggapan terhadap keputusan Putin yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
ADVERTISEMENT
Johnson mengatakan, keputusan putin ini sudah melanggar hukum internasional. Selain itu, pengakuan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk akan memperpanjang krisis dan memicu perang besar.
"Saya menyimpulkan tepat ketika saya datang ke konferensi pers ini bahwa Vladimir Putin telah secara efektif mengumumkan bahwa Rusia mengakui republik Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri. Ini jelas melanggar hukum internasional. Ini adalah pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas. Ukraina," kata Johnson.
"Ini adalah penolakan dari proses Minsk dan perjanjian Minsk, dan saya pikir itu pertanda buruk dan tanda yang sangat gelap," tambah dia.