Putin: Serangan Rusia ke Ukraina Seperti Misi yang Pernah Dilakukan Peter Agung

10 Juni 2022 9:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat menyaksikan parade militer Hari Kemenangan ke-77 di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, Senin (9/5/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat menyaksikan parade militer Hari Kemenangan ke-77 di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, Senin (9/5/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penghormatan dalam perayaan 350 tahun kelahiran kaisar pertama Rusia, Pyotr I atau Peter yang Agung.
ADVERTISEMENT
Putin mengatakan, jasa Peter yang Agung sangat besar bagi Rusia. Sebab Rusia bisa memiliki wilayah yang besar berkat jasanya.
"Peter agung mengobarkan perang besar di bagian utara selama 21 tahun. Dia berperang dengan Swedia, dia mengambil sesuatu dari mereka. Dia tidak mengambil apa pun dari mereka, dia kembali (yang dulu milik Rusia)," kata Putin setelah mengunjungi pameran yang didedikasikan untuk Peter dikutip dari Reuters, Jumat (10/6).
Peter yang agung dikenal sebagai seorang modernis otokratis yang dikagumi orang-orang Rusia liberal dan konservatif. Namanya diabadikan di ibu kota St Petersburg -kampung halaman Putin-.
Sebelum kunjungan Putin ke pameran, televisi pemerintah menayangkan film dokumenter yang memuji Peter Agung sebagai pemimpin militer yang tangguh. Dia memperluas wilayah secara besar-besaran dengan mengorbankan Swedia dan Kekaisaran Ottoman.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara di stasiun televisi tepat pada hari ke-106 perangnya di Ukraina, Putin membandingkan kampanye Peter dengan tugas yang dihadapi Rusia saat ini.
“Ternyata, kita juga harus kembali (apa itu Rusia) dan memperkuat (negara). Dan jika kita berangkat dari fakta bahwa nilai-nilai dasar ini menjadi dasar keberadaan kita, kita pasti akan berhasil menyelesaikan tugas yang kita kerjakan,” ungkapnya.
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Kiev, Ukraina, Minggu (5/6/2022). Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters

Putin dan Sejarah Rusia

Dalam beberapa tahun terakhir, minat Putin pada sejarah Rusia semakin besar. Ia juga menerapkan kebijakan publik berdasarkan sejarah.
Pada April 2020, ketika Rusia kasus virus corona pertama terdeteksi, Putin membandingkan pandemi itu dengan invasi Turki abad ke-9 ke Rusia pada abad pertengahan.
Pada Juli 2021, Kremlin menerbitkan esai panjang karya Putin. Di sana, ia berpendapat bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu negara, yang secara artifisial terbagi. Ini yang melatarbelakangi Putin mengerahkan pasukannya untuk invasi ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
Putin menyalahkan Vladimir Lenin, pendiri Uni Soviet, karena menciptakan Ukraina. Sebab ia masih meyakini Ukraina merupakan bagian dari wilayah Rusia secara historis.
PM Inggris Wiston Churchill (kiri), Presiden AS Franklin D Roosevelt (tengah), Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet Joseph Stalin (kanan) pada 1945. Foto: AFP
Putin memberikan pujian yang besar terhadap Josef Stalin karena telah menciptakan negara yang sangat terpusat dan benar-benar bersatu.
Bahkan is mengakui catatan represif "totaliter" dan diktator Soviet.
Lebih lanjut, banyak peneliti menilai Putin memiliki kecenderungan menyukai dan memuji para pemimpin yang mempunyai pandangan konservatifnya tersendiri.
Dia melihat sebelah mata para pemimpin yang dianggap bertentangan dengan negara kesatuan Rusia yang kuat, termasuk Lenin dan Nikita Khrushchev.
"Putin menyukai para pemimpin yang dilihatnya sebagai manajer yang tangguh dan kuat," kata Andrei Kolesnikov, peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace.
ADVERTISEMENT
"Dia ingin dilihat sebagai seorang pembaharu ala Peter [yang agung], meskipun dia akan tercatat dalam sejarah sebagai penguasa yang kejam lebih seperti Ivan the Terrible," tambahnya.