PVMBG: Masih Ada Potensi Erupsi Susulan di Gunung Semeru

5 Desember 2021 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas di rumah yang rusak akibat abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021).
 Foto: Umarul Faruq/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di rumah yang rusak akibat abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Foto: Umarul Faruq/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, Andiani, mengungkapkan kemungkinan terjadi erupsi susulan pada Gunung Semeru. Meski begitu, pihaknya sulit memprediksi seperti apa gerakan awan panas guguran itu akan berlangsung ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Pastinya masih ada ya erupsi susulan atau awan panas guguran susulan masih ada. Tapi kemudian seberapa jauh, besar, kami sulit tentukan itu. Tapi potensi masih ada," kata Andiani dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (5/12).
Andiani menjelaskan, kondisi ke depannya Gunung Semeru sulit diprediksi mengingat statusnya hingga kini masih aktif. Bahkan, level 2 atau status waspada gunung tersebut sudah berlangsung lama sejak 2012.
"Untuk disebut recovery pemulihan gunung sulit disampaikan, karena gunung masih aktif. Dan sebetulnya aktivitas Gunung Semeru ini sudah kita naikkan menjadi status level waspada sejak bulan Mei 2012, sudah cukup lama gunung api ini aktif," tuturnya.
Diakui Andiani, sampai saat ini pun pihaknya masih memverifikasi sejauh mana awan guguran panas Gunung Semeru berlangsung pada Sabtu (4/12) kemarin. Upaya pengecekan berlangsung, namun terkendala mengingat sulitnya akses.
ADVERTISEMENT
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan mengalami erupsi yang disertai awan panas guguran, Sabtu (4/12) sekitar pukul 15.00 WIB. Foto: Dok. Istimewa
Ia menuturkan, pemantauan selama 24 jam menggunakan dua peralatan, yakni CCTV untuk memantau secara visual dan seismometer secara kegempaan.
"Teman-teman di lapangan masih pemeriksaan di lapangan sebenarnya awan panas guguran yang terjadi sejauh apa. Yang kami lakukan masih perkiraan, kami punya CCTV itu dipakai untuk perkiraan. Dan teman-teman masih susah mencapai akses," jelas Andiani.
Terkait jatuhnya belasan korban jiwa akibat peristiwa erupsi Gunung Semeru ini, Andiani menyebut kemungkinan korban yang mengalami luka bakar karena berada di zona merah kawasan rawan bencana Gunung Semeru.
"Rekomendasi kami imbau ke masyarakat untuk tetap berhati-hati di kawasan rawan bencana Gunung Semeru. Paling tidak daerah puncak untuk menghindari kurang lebih 1 km dari puncak, dan 5 km pada daerah kawah bukaan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Masyarakat juga menghindari daerah potensi awan panas guguran, yakni pada Besuk Kobokan, dan hindari alur sungai yang berhulu di puncak Semeru yang juga daerah potensi kejadian banjir lahar. Masyarakat juga hindari daerah-daerah yang kemarin mengalami ancaman awan panas guguran karena di sini materialnya masih panas, tentunya membahayakan," pungkasnya.
Sebelumnya, PVMBG melaporkan hari ini terjadi dua kali lagi guguran awan panas susulan, yakni pukul 05.13 WIB dan 10.00 WIB. Meski begitu, intensitas awan panas guguran ini lebih rendah ketimbang yang terjadi pada Sabtu (4/12) kemarin.