PVMBG Pantau Aktivitas Gunung Agung dan Batur Pasca-Gempa 4,8 M Guncang Bali

16 Oktober 2021 16:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak Gunung Agung Bali yang terlihat dari pantai Ampenan, Mataram, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Gunung Agung Bali yang terlihat dari pantai Ampenan, Mataram, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa berkekuatan 4,8 magnitudo yang mengguncang Bali belum menunjukkan pengaruh terhadap aktivitas magma Gunung Agung dan Gunung Batur.
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Pusat Vulkanalogi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG) Wilayah Timur, Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana, mengatakan pihaknya akan tetap memantau aktivitas magma kedua gunung tersebut.
"Hingga saat ini data pemantauan aktivitas Gunung Agung maupun Gunung Batur belum menunjukkan adanya perubahan, tapi kami terus memonitor aktivitas kedua gunung ini," kata Devi saat dihubungi, Sabtu (16/10).
Berdasarkan data yang dibagikan Devi, pemantauan aktivitas Gunung Agung per 15 Oktober 2021 pukul 00.00 24.00 WITA terjadi aktivitas satu kali gempa vulkanik dalam amplitudo 2 5mm selama 30 detik, dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2-4 mm selama 113 detik.
Gunung Batur, Bali Foto: Shutter stock
Menurut Devi, kondisi geologi sumber gempa yakni Kabupaten Karangasem dan Bangli, merupakan wilayah pegunungan, perbukitan landai hingga terjal, dan sebagian merupakan dataran.
ADVERTISEMENT
Daerah tersebut sebagian besar tersusun dari batuan gunung api Buyan-Baratan-Batur dan Agung dan endapan aluvium. Batuan gunung terdiri dari aglomerat, tuf, lava, lahar dan ignimbrite. Endapan aluvium ini terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lanau, dan lempung sebagai endapan sungai dan danau.
Daerah ini diakuinya memang rawan gempa bumi. Salah satu akibatnya adalah longsor dari pegunungan dan perbukitan.
"Endapan alluvium dan batuan Kuarter yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi," jelas dia.
Devi mengimbau warga untuk tetap tenang dan tetap waspada terhadap gempa bumi susulan berkekuatan semakin mengecil. Kejadian gempa bumi ini juga mengakibatkan bahaya ikutan berupa retakan tanah, longsoran, dan runtuhan batu.
ADVERTISEMENT
"Penduduk agar waspada apabila terjadi retakan tanah pada bagian atas bukit yang berbentuk melingkar ke arah lembah, karena dapat memicu terjadinya gerakan tanah yang dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," pungkasnya.
===============
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews