Raja Charles Akan Melawat ke Prancis di Tengah Kerusuhan Tolak Reformasi Pensiun

24 Maret 2023 16:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Inggris Charles melambai saat dia berjalan di luar Istana Buckingham, di London, Inggris, Jumat (9/9/2022). Foto: Henry Romero/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Raja Inggris Charles melambai saat dia berjalan di luar Istana Buckingham, di London, Inggris, Jumat (9/9/2022). Foto: Henry Romero/REUTERS
ADVERTISEMENT
Raja Charles III dijadwalkan tiba di Prancis pada Minggu (26/3) untuk mewakili pemerintahan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
ADVERTISEMENT
Namun, lawatan luar negeri pertamanya sebagai raja itu tampaknya bertepatan di waktu yang kurang tepat —pada saat gelombang protes besar-besaran sedang melanda penjuru Prancis sejak beberapa bulan terakhir.
Dikutip dari Associated Press, protes skala nasional tersebut merupakan bentuk amarah publik atas RUU yang dicetuskan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron terkait kenaikan usia pensiun selama dua tahun —semula 62, kini menjadi 64 tahun.
Ratusan ribu hingga jutaan demonstran yang terdiri dari anggota berbagai serikat pekerja melakukan aksi mogok kerja massal dan berhamburan ke jalanan, mendesak pemerintah mencabut rencana reformasi pensiun itu. Mereka juga menyerukan agar kunjungan Charles III dapat dibatalkan.
Adapun agenda kunjungan Charles III ke Prancis pada 26-29 Maret itu menjadi salah satu negara tujuan dari tur perjalanannya ke Eropa yang akan berlangsung pada 26-31 Maret 2023.
ADVERTISEMENT
Sesudah Prancis, Charles III yang juga didampingi Permaisuri Camilla akan melawat ke Jerman.
Pangeran Charles, Pangeran Wales dan Camilla, Duchess of Cornwall menghadiri Layanan Nasional Thanksgiving di Katedral St Paul pada 03 Juni 2022 di London, Inggris. Foto: HENRY NICHOLLS / POOL / AFP
Charles III memiliki misi untuk mengupayakan pembangunan kembali hubungan Inggris dan Prancis yang telah rusak akibat Brexit di 2020 —ketika Inggris menjadi satu-satunya negara berdaulat yang mencabut keanggotaannya di Uni Eropa.
Namun, agenda kunjungan raja yang seharusnya mewah dan disambut megah ini tampaknya tidak akan sama seperti kunjungan bangsawan Inggris sebelumnya, contohnya saat mendiang sang ibu, Ratu Elizabeth II.
Sebaliknya, kunjungan Charles III dilihat sebagai pertunjukan hak istimewa turun-temurun dan dicap tidak perlu dilakukan, terutama di tengah kekacauan di Prancis seperti sekarang. Hal ini disampaikan seorang penulis buku ‘Elizabeth II, Queen of Laughs’, Stephen Clarke.
“Ini adalah waktu yang sangat buruk. Biasanya orang Prancis akan menyambut seorang raja Inggris. Namun pada saat ini, orang-orang yang memprotes berada dalam kewaspadaan tinggi terhadap tanda-tanda keistimewaan dan kekayaan,” jelas pria yang tinggal di Paris itu.
ADVERTISEMENT
Selain di Paris, Charles III dan Permaisuri Camilla dijadwalkan mengunjungi museum Musee d’Orsay, menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Arc de Triomphe, dan menyantap makan malam mewah di bekas kediaman kerajaan, Istana Versailles.
Pelajar berjalan di rel kereta api untuk memblokir kereta kecepatan tinggi TGV selama demonstrasi di stasiun kereta api menjelang hari kesembilan pemogokan dan protes nasional. Foto: Eric Gaillard/REUTERS
Rencana-rencana kegiatan mewah itu pun menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk dari politikus.
Salah satu anggota parlemen Prancis dari Partai Hijau, Sandrine Rousseau, berargumen bahwa agenda kegiatan Charles III tidak sesuai dan seharusnya kunjungan itu dibatalkan.
“Tidak dapat dipercaya! Kita akan melihat Emmanuel Macron, raja dari Partai Republik, menyambut Raja Charles III di Versailles — sementara orang-orang di jalan berdemonstrasi,” ujar Rousseau.
Lebih lanjut, serikat pekerja terbesar di Prancis CGT sebelumnya pada pekan ini mengancam para anggota pekerjanya untuk tidak berpartisipasi dalam persiapan penyambutan Charles III. Padahal, persiapannya sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
ADVERTISEMENT
CGT mengumumkan anggotanya yang bekerja di Mobilier National —lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan karpet merah, bendera, dan furnitur untuk bangunan publik, akan memboikot resepsi kedatangan Charles III di Kota Paris.
“Kami meminta administrasi kami untuk menginformasikan kepada layanan yang bersangkutan bahwa kami tidak akan menyediakan perabotan, karpet merah atau bendera,” demikian bunyi pernyataan CGT.
Pemandangan jalan tempat tong sampah meluap, karena sampah belum terkumpul, di Paris, Prancis 13 Maret 2023. REUTERS/Benoit Tessier Foto: Benoit Tessier/Reuters
Tak cuma itu, aksi mogok massal yang berdampak pada layanan transportasi, kilang minyak, dan sekolah-sekolah itu juga mencakup petugas kebersihan.
Kota Paris yang dikenal di dunia dengan kemewahan dan keindahannya itu kini dinodai oleh tumpukan-tumpukan sampah di jalanan yang menimbulkan aroma tak sedap.
Para pengamat pun memperkirakan pemandangan itu bisa lebih buruk lagi, baik bagi Charles III maupun Macron itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, memastikan keamanan Charles III dan Permaisuri Camilla selama kunjungan di Prancis.
Jaminan itu disampaikan Darmanin hanya sehari usai aksi demo dari para pekerja berubah menjadi anarkis usai bentrok dengan aparat keamanan.
“Kunjungan ini tidak menimbulkan masalah,” kata Darmanin. “Raja Charles akan disambut dan diterima dengan baik, tentu saja, oleh Prancis,” sambung dia.