Ramai Batu Hitam Jatuh di Sumut: Diduga Meteor hingga Ditawar Rp 200 Juta

5 Agustus 2020 7:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu hitam yang jatuh dari langit saat dipegang Josua Hutagalung dan istrinya, di kediamannya di Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah, Senin (3/8).  Foto: ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Batu hitam yang jatuh dari langit saat dipegang Josua Hutagalung dan istrinya, di kediamannya di Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah, Senin (3/8). Foto: ANTARA
ADVERTISEMENT
Sebuah batu hitam jatuh dan menimpa rumah seorang warga di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Batu hitam itu jatuh di rumah warga bernama Josua Hutagalung (33) pada Sabtu (1/8).
ADVERTISEMENT
Tak ayal, peristiwa itu membuat warga sekitar geger. Sebab, baik warga dan Josua yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati itu mengaku baru pertama melihat peristiwa langka tersebut.
Josua meyakini batu itu berasal dari luar angkasa.
"Ini adalah fenomena alam yang kami yakini membawa keberuntungan bagi keluarga kami. Begitu luas bumi ini. Kenapalah harus ke rumah kami batu itu jatuh," kata Josua.
Sebelum batu itu jatuh, Josua mengaku sedang bekerja membuat peti mati. Tidak lama setelah itu, dia mendengar suara gemuruh di langit.
Mulanya, ia mengira suara gemuruh itu adalah bunyi petir. Namun selang sekitar 30 menit dari bunyi gemuruh, terdengar benturan keras menghantam seng rumahnya hingga menimbulkan getaran.
Benda angkasa berupa batu hitam yang jatuh dari langit ke rumah Josua Hutagalung warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Sabtu (1/8) sore. Foto: Handout via Antaranews
Josua dan warga sekitar kemudian menggali lubang itu dan mendapati bongkahan batu hitam yang masih panas. Beratnya mencapai 2,2 kilogram. Tapi anehnya, air yang ada di sekitar batu terisap dan kering.
ADVERTISEMENT
Peristiwa jatuhnya batu hitam luar angkasa itu menarik perhatian dari sejumlah pakar, salah satunya ahli astronomi sekaligus dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, Hakim L. Malasan.
Hakim mengatakan, peristiwa itu sangat menarik dan warga harus mengetahuinya. Ia juga mendorong agar Josua mau memberikan batu itu kepada Dinas Geologi setempat untuk diteliti lebih jauh.
"SOP yang baik adalah diteliti kandungannya secara laboratorium. Ya, bisa dipinjamkan, bisa diserahkan," kata Hakim.
Dosen ITB Hakim Luhtfi Malasan. Foto: ITB
Hakim menuturkan, masih terlalu dini jika menyimpulkan bantu itu berasal dari luar angkasa. Dirinya tidak bisa membuat kesimpulan hanya dari sebuah foto.
"Masih terlalu dini untuk mengklaim itu pecahan asteroid, tapi tekstur batunya seperti meteorit (gambar kiri bawah) yang unsur rockynya masih utuh," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Terkait dugaan warga sekitar yang menyebut jika batu itu merupakan pecahan asteroid, Hakim menegaskan hal itu baru bisa diketahui jika sudah ada penelitian ilmiah. Ditakutkan benda itu memiliki paparan radioaktif yang dapat membahayakan manusia.
"Asteroid itu bahannya Stoney Iron. Bidang Geologi paling relevan dengan itu. Unsur batu biasanya akan habis diexosfer karena terbakar. Namun unsur Iron tidak mudah menguap dan biasanya utuh sampai ke permukaan Bumi," jelas Hakim.
"Itu sebabnya perlu diteliti. Khawatirnya kalau itu ternyata space debris, sisa satelit buatan. Material satelit buatan ada yang radioaktif, dan itu berbahaya bagi manusia," tambahnya.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan.
Sementara Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan, ada kemungkinan jika batu hitam itu benar merupakan asteroid.
ADVERTISEMENT
Menurut Thomas, setiap hari, asteroid dengan berbagai ukuran berpapasan dengan bumi dan akhirnya masuk ke atmosfer bumi. Sebagian besar jatuh di lokasi yang jauh dari pemukiman.
"Jumlah batuan sisa pembentukan tata surya sangat banyak di antariksa. Sebagian besar meteorit jatuh di lokasi yang jauh dari pemukiman, seperti lautan, hutan, atau gurun," kata Thomas.
Thomas juga meminta masyarakat di Tapanuli Tengah tidak khawatir dengan peristiwa itu. Sebab, benda luar angkasa itu bisa jadi adalah batu asteroid yang tidak mengandung radiasi, sama seperti jenis batuan di bumi.
"Tidak berbahaya, disarankan bisa disimpan sebagai bahan edukasi," ucap dia.

Batu Hitam itu Ditawar Rp 200 Juta

Tiga hari setelah peristiwa, Josua mengaku banyak orang yang tertarik dengan batu hitam itu. Bahkan dia mengklaim sudah ada orang yang menawar batu itu seharga Rp 200 juta.
ADVERTISEMENT
"Kemarin sudah ada yang minta batu ini seharga Rp 200 juta, tapi saya jawab batu itu tidak saya jual," kata Josua.
Josua memastikan, dirinya akan menyimpan batu hitam dari luar angkasa itu dengan baik-baik. Jika pun terpaksa menjualnya, dia tidak akan menjual seluruhnya batu tersebut.
"Hanya sebagian yang saya jual. Artinya harus ada tetap tinggal sama kami. Jadi kalau seutuhnya, saya tidak jual, biar saya simpan saja karena itu menjadi sejarah yang sangat berharga buat kami," ujar Josua.
Sebab, Josua sangat yakin, batu hitam itu membawa rezeki. Apalagi, saat batu itu jatuh tidak membuat rumahnya hancur. Hanya bagian seng samping rumah yang sedikit bolong.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT