Ramai Beredar Video Pria Mengaku Ketua Anarko, Ini Reaksi Polisi

15 April 2020 8:58 WIB
Pria yang mengaku ketua kelompok Anarko. Foto:  Dok istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pria yang mengaku ketua kelompok Anarko. Foto: Dok istimewa
ADVERTISEMENT
Beredar video berdurasi 01.25 menit di media sosial yang memperlihatkan seorang pria mengaku sebagai ketua Anarko. Di tubuh pria tersebut juga terdapat tato seperti huruf A.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, pria tersebut bernama Pius. Ia mengaku menjadi ketua kelompok Anarko.
“Nama saya Pius Laut Labungan. Tempat lahir Ambon, 7 Juni 1995. Saya adalah A1, saya ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan,” kata pria tersebut.
Video pengakuan ini mendapat reaksi negatif netizen di media sosial.
Merespons hal itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian mengatakan, pihaknya telah menyerahkan video tersebut ke Subdit Keamanan Negara (Kamneg).
“Sudah diserahkan ke Kamneg,” kata Jerry kepada kumparan, Rabu (15/4).
Jerry belum dapat memaparkan video tersebut. Ia menyebut, dalam waktu dekat akan memaparkannya lewat Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
ADVERTISEMENT
“Nanti akan disampaikan, ya,” ujar Jerry.
Barang bukti milik tersangka vandalisme ‘Sudah Krisis saatnya Membakar’ didominasi buku tentang Marxisme. Foto: Dok. Polda Metro Jaya
Informasi yang beredar, kabarnya pria itu sebenarnya seorang pencuri helm dan saat dibuka ternyata ada tato dengan huruf A. Hingga akhirnya muncul candaan soal ketua Anarko.
Tapi apakah benar demikian? Mari kita tunggu penjelasan Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menangkap 4 pelaku vandalisme di Tangerang Kota, Jumat (10/4), di tengah wabah corona. Mereka membuat coretan ‘Bunuh orang-orang kaya’, ‘Sudah krisis saatnya membakar’, dan ‘Mau mati konyol atau melawan’.
Anarcho-syndicalism atau Anarko
Kelompok Anarcho-syndicalism atau Anarko mulai dikenal publik setelah menyusup pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2019 di beberapa daerah dan membuat kericuhan. Kelompok ini memakai baju serba hitam dan mencoretkan lambang A di sejumlah fasilitas publik.
ADVERTISEMENT
“Namanya anarcho-syndicalism dengan huruf A. Ini bukan kelompok fenomena lokal, tapi fenomena internasional,” tutur Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019), saat menjelaskan kericuhan pada 1 Mei.
Dalam Anarcho-syndicalism in the 20th Century (2009) karya Damier, anarcho-syndicalism bukanlah sebuah kelompok, melainkan sebuah ideologi dan gerakan. Pengikut ideologi dan gerakan inilah yang disebut sebagai anarcho syndicalist.
Gerakan anarcho-syndicalism diusung oleh para syndicat, yang dalam bahasa Prancis berarti serikat pekerja. Mereka punya misi menciptakan situasi anarkis dalam tatanan masyarakat sosialis.
Rahim ideologi ini berawal dari dibentuknya Asosiasi Pekerja Internasional (IWA) tahun 1922 di Berlin, Jerman. Organisasi ini mendeklarasikan diri sebagai lawan dari tindakan monopoli sosial-ekonomi. Tujuannya untuk membentuk komunitas pekerja yang bebas dari subordinasi pemerintah atau partai politik.
ADVERTISEMENT
Kini, ideologi anarcho syndicalism disinyalir ada di Indonesia. Indikasinya. tampak dalam gerakan vandalisme di Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2019.