Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ramai-ramai Berwisata Lihat Karangan Bunga di Monas
7 Mei 2017 15:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Fenomena karangan bunga dari pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), masih menjadi daya tarik bagi warga Jakarta. Karangan bunga itu kini diletakkan mengelilingi Monas.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan (kumparan.com), Minggu (7/5), karangan bunga itu masih memadati kantor Ahok di Balai Kota, lalu di sepanjang pinggir Jalan Medan Merdeka Selatan.
Kondisinya relatif tertata, karena memang yang rusak sudah dibereskan oleh petugas kebersihan. Sementara di luar, karangan bunga itu diletakkan di pagar luar sekeliling Monas. (Baca juga: Ahok: Biar Saja Karangan Bunga Mengelilingi Monas ).
Para warga yang mengisi akhir pekan di Monas, menjadikan karangan bunga itu sebagai objek foto. Semacam objek wisata baru di Ibu Kota. Tak sedikit dari mereka yang membawa keluarga, teman dan pasangan untuk sekedar menghabiskan waktu melihat karangan bunga.
Rifin (44), bapak dari dua anak ini sengaja membawa keluarganya untuk melihat bukti kecintaan masyarakat pada Ahok lewat karangan karangan bunga.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin kepada anak-anak saya bahwa siapapun kita, keturunan apapun kita, kita adalah WNI, dan Ahok memberikan inspirasi kepada anak saya. Seperti itulah daerah kita, Negara kita," ujar Rifin kepada kumparan.
Fenomena karangan bunga ini menurutnya bukan sekedar mainan, melainkan bukti dari dukungan yang ada bahwa masyarakat menginginkan persatuan NKRI. Dia berharap dengan mengajarkan anaknya, bisa membawa perubahan pada generasi mendatang.
"Saya berharap anak anak saya melihat saat di generasinya tidak ada lagi perbedaan. Saya pribadi baru sekali karena saya sendiri tidak menyangka akan ada dukungan besar pada Ahok," ujarnya
Lain lagi dengan Evi (22). Seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta ini sengaja membawa keluarganya untuk menghabiskan akhir pekan.
ADVERTISEMENT
"Saya baru kali ini ke sini sama keluarga. Kami ada 7 orang sama sepupu. Saya pengin lihat karangan bunga, soalnya sering liat di TV, ini kan pas lagi libur. Makanya ke sini," katanya.
"Saya rasa masih banyak yang minat sih, soalnya suka banget sama Pak Ahok. Kayaknya orangnya pintar cerdas dan berwibawa," lanjutnya.
Warga yang datang tampak mencermati pesan-pesan yang ada dalam karangan bunga. Sebagian besar memang bentuk dukungan untuk Ahok-Djarot yang dinyatakan kalah dalam Pilgub DKI. Lainnya adalah pesan persatuan.
"Asik nih buat foto saja sama siswa saya. Abis itu ke Monas deh," celetuk seorang guru yang membawa siswanya berlibur.
Namun, karena hujan yang kembali membasahi Jakarta, beberapa karangan bunga itu tampak basah dan menjadi rusak. Tulisanpun tak terbaca dan bunganya semakin layu.
ADVERTISEMENT
"Sayang banget, coba kalau ada pelindungnya. Nih kan jadi rusak kayak gini," ujar Rina yang turut mengamati karangan bunga tersebut.
Fenomena karangan bunga itu bermula sejak Ahok-Djarot dinyatakan kalah dalam Pilgub DKI Jakarta. Jumlahnya sudah mencapai ribuan. Fenomena ini menjalar ke banyak tempat termasuk ke luar daerah.