Ramos Horta di UIN Jakarta: Hubungan Indonesia-Timor Leste Sangat Luar Biasa

20 Juli 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sampaikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sampaikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengunjungi kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pada Rabu (20/7) siang. Ia datang dengan agenda memberikan kuliah umum bagi sivitas akademika di kampus itu.
ADVERTISEMENT
Ramos Horta memulai pidatonya dengan menyampaikan pengalaman awal ia mengenal Indonesia. Ia bercerita soal masa sekitar 1970-an, saat itu muncul semangat warga Timor Leste untuk bebas dan merdeka.
"Pada tahun 1974 terjadi revolusi di Portugal. Mereka mengenal rezim Portugis mengakui hak semua jajahannya untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan, termasuk Timor Leste. Kami membuat gerakan yang kemudian menjadi Fretilin," ujar Ramos Horta.
Perjuangan untuk kemerdekaan Timor Leste, membuat Ramos Horta dekat dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur saat itu, El Tari. Horta menyebut kedatangannya ke Kupang saat itu dibantu oleh El Tari. Termasuk saat ia pergi ke Jakarta dari Kupang, juga difasilitasi oleh El Tari.
"Tindakan pertama yang kami lakukan saat masih sangat muda, katakanlah nol pengalaman dalam diplomasi, nol pengalaman dalam politik, tetapi satu kesepakatan bersama adalah kita harus mulai dengan mendekati Indonesia untuk berbicara tentang keinginan kita mencapai kemerdekaan," katanya.
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sampaikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
Saat di Jakarta, Horta bertemu banyak tokoh dari jurnalis hingga Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik. Ia juga mempelajari soal perjuangan kemerdekaan lewat Sukarno.
ADVERTISEMENT
"Saya adalah penggemar Sukarno. Saya membaca semua buku tentang dia, salah satu buku yang ditulis oleh seorang perempuan Amerika bernama Cindy Adams. Saya membaca tentang kesakitan dan perjuangan Indonesia melawan Belanda," ujarnya.
Ramos Horta memuji Presiden Habibie. Ia menyebut Presiden Ketiga RI itu sebagai pemimpin yang modern, meletakkan dasar demokrasi yang dirasakan oleh Indonesia hingga kini, termasuk Timor Leste yang merdeka.
"Terima kasih atas kebijaksanaan besar seperti pemimpin BJ Habibi. Pemimpin yang tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan pada tahun 1998, 1999 untuk membimbing Indonesia secara permanen menuju demokrasi," tuturnya.
Kini, Presiden Ramos Horta menyebut hubungan Indonesia dengan Timor Leste sedang sangat baik. Horta berulang kali berharap agar negaranya bisa menjadi anggota ASEAN saat Indonesia mejadi ketua tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Dan hari ini tidak ada dua negara di Asia Tenggara, atau di mana pun di Asia yang memiliki hubungan lebih besar dari Timor Leste dan Indonesia," tutup Ramos Horta.
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf terima Kunjungan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Pemegang Nobel Perdamaian ini juga mencalonkan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai peraih Nobel. Sebelum bertandang ke UIN Jakarta, Horta menemui pimpinan dua organisasi Islam itu di kantor mereka masing-masing.